Jabarekspres.com — Perubahan iklim merupakan salah satu krisis yang paling mendesak dunia sekarang.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) belum lama ini telah menerbitkan laporan kabar terbaru dari krisis perubahan iklim dan upaya-upaya untuk mengatasinya.
Salah satu poin penting dari laporan terbaru IPCC itu menyatakan bahwa dunia perlu secara cepat mengambil keputusan untuk mengganti bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Pasalnya, menurut IPCC, bahan bakar fosil bertanggung jawab besar atas krisis perubahan iklim yang kini sudah mengkhawatirkan.
Laporan IPCC dengan sangat tegas menyatakan bahwa kita mesti berhenti menggunakan bahan bakar fosil dengan maksud untuk mencapai target pengurangan emisi yang telah dicanangkan.
Laporan IPCC itu juga mengatakan bahwa penggunaan energi wajib efisien dan mencari bahan bakar alternatif lain selain fosil. (Baca selengkapnya)
Apakah masyarakat global setuju transisi ini?
Jawabannya adalah, iya. Masyarakat global saat ini sangat mendukung transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan, berdasarkan hasil survei Ipsos untuk World Economic Forum, dilansir dari Databoks Katadata, Senin (18/4/2022).
Hingga beberapa tahun mendatang, 84 persen masyarakat global sangat setuju untuk mendukung peralihan energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Berdasarkan survei Ipsos itu, dengan proporsi sebanyak 93 persen, masyarakat di Afrika Selatan dan Peru merupakan negara yang sangat mendukung transisi energi tersebut.
Argentina dan Chili menyusul dengan proporsi yang sama-sama sebesar 92 persen dan Kolombia sebesar 91 persen.
Survei ini dilakukan tanggal 18 Februari hingga 4 Maret 2022 dengan melibatkan 22.534 responden berusia 16-74 tahun yang tersebar di 30 negara secara daring.
Kolombia menempati posisi kelima sebagai negara di mana masyarakatnya mementingkan peralihan bahan bakar fosil ke energi terbarukan itu dengan proporsi sebanyak 91 persen.
Sementara itu, Turki, Hungaria, dan Tiongkok mempunyai proporsi yang sama sebanyak 90 persen di mana masyarakat setuju untuk segera beralih ke energi terbarukan.
Kemudian, Malaysia menempati posisi kesembilan dan Meksiko di posisi kesepuluh dengan proporsi yang sama sebanyak 89 persen di mana masyarakatnya ingin beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.***