Tanggapi Harga Naik, Megawati Menangis di Era SBY Tapi Sekarang Malah Menyuruh Rakyat Jangan Cengeng

JAKARTA – Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri meminta masyarakat agar tidak mengeluh tentang kenaikan sejumlah harga. Mulai dari bahan bakar minyak (BBM), hingga sembako.

Megawati malah mengenang pesan perjuangan ayahnya Soekarno (Bung Karno). Katanya banyak cara bisa dilakukan pemerintah daerah untuk membuat perut rakyatnya tetap kenyang.

Dia menekankan bahwa Sukarno selama menjabat sebagai presiden kerap memikirkan masyarakat Indonesia.

Bahkan, ayahnya kerap memikirkan bagaimana perut masyarakat bisa kenyang dan hidup dengan layak.

“Beliau selalu ingin katakan apa yang terpenting bagi rakyatmu? Perutnya kenyang. Bagaimana mengandalkan perut kenyang rakyat. Jangan hanya cengeng kenaikan harga dan sebagainya,” katanya dalam acara ‘Kick Off Pembentukan BRIDA’, Rabu (20/4).

Melanjutkan pesan tersebut, Megawati meminta kepada kepala daerah untuk membuat perencanaan matang. Hal itu semata agar kesejahteraan masyarakatnya terpenuhi.

Lebih lanjut, Megawati menanggapi fenomena di masyarakat saat ini. Bahwa Sekalipun ekonomi Indonesia mengalami penurunan, BBM naik, sembako mahal, minyak goreng langka, tetapi rakyatnya masih bisa hidup.

“Saya lihat di pasar-pasar sekarang akibat sudah dilepaskannya aturan PPKM, ibu-ibu berbondong-bondong beli baju baru dan sebagainya, padahal di lain sisi saya juga bingung mereka antre minyak goreng, ini kan harus diriset, why?” kata Megawati.

Sikap Megawati ini berbeda jauh dengan sikapnya pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Saat itu, pemerintah SBY hanya baru berencana menaikan harga BBM. Wacana itu disambut dengan isak Megawati dan elit PDI-Perjuangan.

Saat memberikan sambutan di Rakernas PDI Perjuangan di Makassar, Sulawesi Selatan pada Tahun 2008, air mata Megawati tak terbendung. Dia menangis melihat kondisi masyarakat.

“Banyak rakyat lapar karena tingginya angka kemiskinan, tidak mendapatkan pendidikan yang bagus, tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik,” ujarnya saat itu dengan suara parau karena menahan tangis.

Saat itu Megawati telah mantap mencalonkan diri sebagai calon presiden di pilpres 2009. Dan dalam pidatonya itu, ia terlihat beberapa kali mengusapkan air mata karena sedih.

“Saya sedih melihat rakyat banyak yang menderita, padahal kita punya banyak kekayaan alam, namun angka kemiskinan tinggi,” tambah Mega.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan