Menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM), kelangkaan minyak goreng, menolak kebijakan ibu kota negara (IKN) baru, menolak wacana penundaan dan perpanjangan masa jabatan presiden, serta persoalan-persoalan masalah penggusuran lahan.
Kemunculan Dewan Disambut Protes
Sekira pukul 19.30 malam. Bintang utama datang. Seorang perwakilan dewan keluar dari dalam Gedung DPRD Jabar. Wakil DPRD Provinsi Jawa Barat, Achmad Ru’yat yang sudah berhadapan dengan massa aksi, berbicara lewat pengeras suara.
Ia mengatakan, sepakat dengan tuntutan pengunjuk rasa. Dewan turut pula menolak kenaikan BBM, langkanya distribusi minyak, pembangunan IKN baru, penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden yang menjadi tiga periode.
“Kami pun menolak kenaikan BBM Pertamax. Kemudian, saudara sekalian, meminta agar pemerintah pusat menyediakan ketersedian pangan bagi masyarakat,” katanya.
Kendati sudah mendengar secara langsung sikap dari wakil rakyat, luapan emosi massa aksi nyatanya tidak tertahankan. Salah seorang perwakilan mahasiswa, Malik Fajar menegaskan bahwa sudah kadung muak dengan sejumlah obral janji.
“Pak kami di sini sudah cukup muak dengan berbagai janji. Kami di sini bukan untuk memberikan panggung kampanye bagi bapak dan anggota dewan lainnya,” katanya.
Tak sampai di sana, perwakilan massa aksi inipun mengultimatum DPRD Jawa Barat dan pemerintah pusat agar menindaklanjuti tuntutan massa. Selambat-lambatnya harus terpenuhi dalam tiga hari ke depan. Deadline.
Apabila setelah itu tak ada perubahan yang diharapkan, maka gelombang massa aksi unjuk rasa yang lebih besar bakal dipersiapkan. Bahkan ancaman untuk menduduki gedung DPRD Jabar bukanlah isapan jempol belaka.
“Atas apa yang sudah Bapak nyatakan, bahwa Bapak adalah representasi DPRD Jabar, dan kami hendak menyampaikan apabila dalam jangka waktu 3×24 jam bapak tidak menyampaikan ini ke pemerintah pusat atau DPR RI, apabila tidak ada perubahan harga yang signifikan, dari harga BBM, minyak goreng, dan pajak, kami akan kembali menggeruduk dan menduduki gedung DPRD Jabar,” tegasnya.
“Terakhir, kami memohon kepada aparat keamanan di aksi yang akan datang cabut kawat berduri itu. Itu rumah rakyat, Pak,” jelasnya.