JABAREKSPRES.COM – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mengaku dibully habis-habisan setalah video lawasnya yang menyoal kesetiaan kepada Pancasila kembali viral di media sosial.
“Di situ saya bilang khilafah minggat. Ohh saya dihajar. Siapa yang menghajar? Pasti pada kelompok itu,” ujar Ganjar seperti dikutip FIN dari akun Twitter @GP_jatim, Senin (4/4).
Dalam tayangan video itu, sebenarnya Ganjar lebih menyoroti guru dan aparatur sipil negara (ASN) dibawah kepemimpinannya. Karena menurut Ganjar, guru dan ASN tidak boleh punya ideologi lain.
Menurut Ganjar, pihaknya telah mengidentifikasi sekolah yang ternyata menjadi tempat pertama untuk dibereskan.
“Setelah itu instansi pemerintah. Ketika statement pertama saya mengatakan siapa yang tidak setuju Pancasia, dia komunis minggat. Dia khilafah minggat. Saya tidak mau itu,” tegasnya
Secara tegas, Ganjar Pranowo mengatakan, warga negara Indonesia (WNI) harus setia kepada Pancasila dan UUD 1945.
Ganjar menyatakan saat ini sedang terjadi pertarungan ideologi dengan berbagai cara. Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengaku mengumpulkan jajaran kepala sekolah dan guru.
Selain itu, Ganjar mengaku telah memecat kurang lebih tujuh Kepala Sekolah di Jawa Tengah yang terindikasi menganut paham radikalisme.
Meski sempat dibully, Ganjar mengaku tetap melanjutkan programnya terkait pencegahan paham radikalisme ini.
Dia menyampaikan jika memang tak setuju dengan paham Pancasila dan menganut paham radikalisme hingga komunisme lebih baik keluar dari jabatan yang mereka emban.
Ganjar mengatakan tujuh kepala sekolah yang diduga terindikasi menganut radikalisme telah mendapat pembinaan.
Pemahaman Pancasila, kata Ganjar, dinilai penting untuk dibenahi. Ganjar menganggap sekolah merupakan tempat yang harus segera dibenahi mengenai ideologi.
Dia mendapat banyak laporan dari banyak tokoh agama dan masyarakat mengenai penanaman paham radikalisme di sekolah yang mulai masif.
Seperti diberitakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan ciri dan strategi penceramah radikal.
Ketua Badan Penanggulangan Ektremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) Muhammad Syauqillah menilai, apa yang dilakukan BNPT telah sesuai.
Yakni dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai badan yang menanggulangi terorisme. “Apa yang disampaikan BNPT itu sudah sesuai dengan koridornya, ciri-ciri penceramah itu, saya sepakat dan faktanya memang demikian,” kata Syauqillah, Jumat, 11 Maret 2022.