Massa Aksi Poros Revolusi Mahasiswa Bandung: Multi Krisis di Era Jokowi

UNJUK RASA: PRMB melangsungkan aksi unjuk rasa menuntut sikap tegas Presiden Jokowi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (1/4) sore.
UNJUK RASA: PRMB melangsungkan aksi unjuk rasa menuntut sikap tegas Presiden Jokowi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (1/4) sore.
0 Komentar

BANDUNG – Poros Revolusi Mahasiswa Bandung (PRMB) melayangkan empat tuntutan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dalam aksi unjuk rasa ‘Multi Krisis di Era Jokowi’ yang berlangsung di Depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (1/4) sore.

Aksi unjuk rasa ‘Multi Krisis di Era Jokowi’ diikuti kurang lebih oleh ratusan mahasiswa dari sembilan kampus berbeda se-Kota Bandung.

Keempat tuntutan dalam aksi unjuk rasa ‘Multi Krisis di Era Jokowi’ di antaranya menolak perpanjangan periode presiden, mendesak ketegasan Presiden Jokowi terkait hal wacana itu, pemerintah segera menstabilkan harga pangan dan pokok, lalu terakhir, pemerintah dituntut memihak terhadap ekonomi rakyat.

Baca Juga:BRI Liga 1 Sukses Digelar di Masa Pandemi, Sekaligus Jadi Pembuktian di Kancah InternasionalGNIJ Dukung Penuh Ridwan Kamil jadi Presiden 2024-2029

“Penundaan pemilu harus segera diberhentikan karena (hal tersebut, red) suatu pembangkangan konstitusi dan pengkebirian demokrasi di Indonesia,” ungkap seorang peserta aksi saat membacakan butir tuntutan.

“Menuntut pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok sehari-hari dan mengatasi kelamgkaan sektor pangan dan bahan bakar,” tambahnya.

Hal demikian, lanjutnya, guna menjaga Amanah Pancasila dan UUD 1945 dalam hal kesejahteraan masyarakat.

“(Karena) rezim hari ini sudah seharusnya memihak kepada ekonomi kerakyatan yang mempriotiskan kepentingan nasional bukan kepentingan asing,” jelasnya.

Masih dalam pembacaan tuntutan, massa aksi menyayangkan dengan kesigapan pemerintah yang masih belum bisa menjaga ketersediaan dan menjaga harga di pasar.

“Sehingga masyarakat tidak terbelit akan melonjaknya harga kebutuhan dasar di kondisi ekonomi yang belum stabil. Dampak dari covid-19 dan krisis lainnya,” tegasnya.

Lalu, orator yang memegang alat pengeras suara pun bergantian. Salah satu peserta dalam massa aksi tersebut mengumandangkan tanda berduka cita atas matinya hati nurani pemerintah.

Baca Juga:Inilah yang Dibicarakan Kongres FIFA ke-72, Ada yang Mengharukan!Pemerintah Tetapkan Awal Ramadan Minggu 3 April 2022

Inalillahi.. telah berpulang dan telah menghilang. Hati nurani pemerintah indonesia. Disaat pandemi, bukannya memikirkan masalah ekonomi, bukannya memikirkan masalah kesehatan, mereka malah memikirkan pemilu,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Koordinator Massa Aksi PRMB, Ilyasa Ali Husni mengungkapkan, Indonesia sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan pangan maupun kebutuhan bahan bakar.

“Kita (Indonesia) mampu, kok. Tetapi kenapa malah dibuat tidak berdaulat? Alih-alih mengirim minyak ke Eropa, kenapa tidak difokuskan mengenai ketersediaan di negeri sendiri?” ucapnya kepada wartawan Jabar Ekspres saat ditemui seusai aksi unjuk rasa.

0 Komentar