BANDUNG – Survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) menemukan penurunan elektabilitas partai Golkar, PKB dan PAN secara signifikan. Hal ini disinyalir dampak dari wacana penundaan Pemilu yang diusung ketua umum masing-masing.
Direktur eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menyatakan, jika imbas elektoral pada ketiga Parpol tersebut berdampak pada perubahan peta rencana koalisi politik 2024.
Golkar diketahui turun ke posisi empat dengan 8.5 persen, berada di bawah Demokrat yang meningkat ke posisi tiga dengan 10.3 persen. Demikian PKB turun ke posisi ketujuh dengan 4.6 persen, dan PAN terancam gagal melenggang ke senayan dengan hanya 2.2 persen.
”Perubahan itu bisa pengaruhi rencana koalisi 2024, semula Golkar punya kans memimpin koalisi, tetapi kini bisa saja Golkar hanya akan jadi mitra koalisi, mimpi mengusung Airlangga Hartarto bisa juga gagal di tengah jalan” kata Dedi kepada Jabar Eksres, Kamis (24/03).
Disinggung soal peluang Airlangga, Dedi mengatakan ketum Golkar itu bukan lagi primadona bahkan di internal Golkar sendiri. Menurutnya, secara ketokohan Airlangga pun tertinggal dari kadernya sendiri.
”Dari sisi ketokohan, Airlangga ditinggal jauh oleh Dedi Mulyadi dengan tingkat keterpilihan 3.4 persen dalam tawaran 20 nama potensial, Airlangga sendiri pada skema yang sama hanya mendapat 0.2 persen. Ini bukti kegagalan Airlangga dalam mempertahankan reputasi politiknya di hadapan publik”. Lanjutnya.
Sementara itu PKB mengalami hal serupa, bagi Dedi PKB dihadapkan pada dua persoalan hingga berdampak pada merosotnya elektabilitas. Pertama, konflik dengan PBNU dianggap Dedi berkontribusi pada penurunan elektabilitas.
”Kedua, ini sejalan dengan wacana penundaan Pemilu yang digaungkan oleh Muhaimin, sehingga momentum penurunan sejalan dengan itu, PKB dan Muhaimin sama-sama terperosok” tegas Dedi.
Survei IPO dilaksanakan pada 11-17 Maret 2022. Motode yang digunakan wawancara via telepon kepada 1220 responden yang tersebar secara acak skema nasional. Tingkat akurasi data mencapai 95 persen, dengan margin of error (MoE) sebesar 2.9 persen.(win)