Momen ini menjadi kesempatan bagus bagi negara Indonesia dan negara berkembang lainnya untuk memperjuangkan aspirasi, serta merasakan manfaat positif dari kerja sama setiap negara anggota G20.
Forum G20 sudah di cetuskan sekitar tahun 1999 dan KTT G20 pertama mulai berjalan sejak tahun 2008. Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin belum tahu apa itu G20 dan berapa negara anggota G20.
Dengan mengetahui seluk-beluk terkait G20, masyarakat bisa mengikuti segala pemberitaan, serta melihat bagaimana peran Indonesia di setiap pertemuan G20.
Melansir situs Bi.go.id, G20 adalah sebuah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Saat ini anggota negara G20 meliputi Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Forum G20 adalah forum strategis, Angotanya mewakili lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Untuk menjadi anggota, sebenarnya tidak ada kriteria tertentu. Namun yang jelas, negara anggota perlu memberikan dampak dan berkontribusi pada perekonomian dunia serta menjaga stabilitas keuangan dunia.
Menurut sumber lain, syarat untuk masuk menjadi anggota G20 adalah negara tersebut harus masuk 20 besar ekonomi dunia. Hal ini bisa di lihat dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dosen Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menilai jika Putin hadiri acara puncak G20, maka bisa jadi akan membuat AS dan negara Barat lainnya memboikot KTT G20.
“Bukan karena Indonesia kurang baik, namun mereka pasti tidak mau hadir jika ada Rusia, Australia saja sudah bilang tidak akan hadir jika ada Rusia. Kalau negara lain banyak tidak hadir maka akan merusak kredibilitas Indonesia,” Ujarnya.
“Sekarang Rusia pintar seperti bermain catur, membuat statement hadir agar Amerika nggak datang. Dampaknya G20 tidak akan berhasil nanti,” Ujarnya.
Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, menilai pertemuan G20 akan sangat ditunggu berbagai pihak karena tidak ada forum besar lainnya untuk bertemu dengan pemimpin Rusia.