Selain itu, Ismail memaparkan sebanyak 16,8 persen pelanggan operator telekomunikasi tidak memiliki perangkat yang menunjang 4G meskipun wilayah mereka sudah dilayani oleh jaringan generasi keempat. Kemudian, sebanyak 10,9 persen pelanggan disebutkan wilayahnya belum tersedia 4G.
Maka dari itu, meski secara regulasi sudah menganut azas teknologi netral, Kominfo mengimbau agar operator melakukan pendalaman data-data kuantitatif yang ada. Jangan sampai suatu keputusan merugikan masyarakat.
“Kami ingin mendapatkan laporan dari operator supaya kualitas layanan bisa ditingkatkan, penghentian 3G dilakukan secara baik karena sudah mengkaji berbagai aspek tersebut,” ucapnya.
Sementara itu, Doni Ismanto Darwin, Founder IndoTelko Forum, menilai tahun ini akan menjadi era teknologi jaringan seluler 5G dimana diprediksi pada 2026 di Asia Tenggara diprediksi ada 400 juta pengguna dengan porsi terbanyak di Indonesia.
Doni menilai, mempertahankan teknologi seluler yang ketinggalan zaman dan biaya tinggi seperti 3G tentu tidak senapas dengan semangat transformasi digital pemerintah.
“Melakukan cut off 3G secara nasional akan menjadi simbolisasi sekarang menjadi tahun transformasi digital di Indonesia, seperti di negara lainnya. Di Amerika Serikat, pemain seperti AT&T, Verizon, dan T-Mobile akan cut off layanan 3G tahun ini sesuai perencanaan dari The Federal Communications Commission (FCC) yang akan memanfaatkan frekuensi 3G untuk 5G,” kata Doni.
Doni menyarankan, Kominfo perlu meniru langkah FCC yang memberikan peta jalan bagi pelaku usaha untuk cut off 3G segera. Dia menilai, peta jalan itu berisikan jadwal, klaster dimulainya cut off, mitigasi layanan, edukasi pelanggan, dan lainnya.
“Jika regulasi bisa cepat dikeluarkan, saya rasa operator bisa segera melakukan cut off tahun ini,” pungkas Doni. (jawapos/ran)