Reaktor Nuklir Fukushima Aman, Meski Tokyo Sempat Gelap Gulita Akibat Gempa M 7,3

Jabarekspres.com – Dua juta rumah di Tokyo sempat gelap gulita akibat gempa yang terjadi di lepas Pantai Fukushima di Jepang Utara, Rabu (16/3) pukul 23.26 waktu setempat.

Menurut keterangan Badan Meteorologi Jepang (JMA), titik gempa berpusat di kedalaman 60 kilometer di bawah permukaan laut dengan jarak 57 kilometer dari pantai.

Berdasarkan rekaman dari Televisi Nasional NHK menunjukkan dinding  sebuah gedung department store rusak dan jatuh ke tanah, pecahan jendela berserakan di jalan dekat stasiun kereta api utama di kota Fukushima akibat dari gempa tersebut.

Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menuturkan kepada wartawan bahwa kelainan juga tidak tampak di dua pembangkit listrik tenaga nuklir lainnya di daerah tersebut.

Selain itu, NHK TV  juga melaporkan bahwa alarm kebakaran berbunyi di gedung turbin reaktor Nomor 5 di Fukushima Daiichi. Sementara pompa air untuk kolam pendingin bahan bakar bekas di dua dari empat reaktor di Fukushima Daini berhenti.

Meski begitu, tidak ada risiko reaktor mendadak terlalu panas. Badan otoritas nuklir kemudian mengatakan, masalah itu dapat  diselesaikan.

Sementara itu, Tokyo Electric Power Company Holdings menyebut para pekerja tidak menemukan kelainan di reaktor nuklir Fukushima Daiichi. Proses penonaktifan telah dilangsungkan.

Sebelumnya, gempa berkekuatan Magnitudo 7,3 mengguncang Tokyo, tepatnya di lepas Pantai Fukushima di Jepang Utara pada Rabu malam (16/3) pukul 23.36 waktu setempat sempat memicu peringatan tsunami.

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik sebut sudah tak ada lagi ancaman tsunami. Meski Badan Metereologi Jepang tetap berlakukan peringatan risiko rendah.

Gempa itu mengguncang sebagian besar wilayah timur Jepang, termasuk Tokyo, di mana gedung-gedung bergoyang keras.

Dampak gempa paling kuat terjadi di prefektur atau setingkat provonsi di Miyagi dan Fukushima. Gempa tersebut juga membuat lebih dari 2 juta di Tokyo gelap gulita.

Pemerintah mengimbau masyarakat di prefektur Fukushima, Miyagi, dan Yamagata untuk mewaspadai gempa susulan.

Pasalnya, wilayah tersebut mereupakan bagian dari Jepang utara yang hancur oleh gempa  mematikan berkekuatan 9,0 SR dan tsunami pada 11 tahun lalu.

Selain itu, pada Maret 2011, kebocoran radiasi dari PLTN Fukushima Daichi akibat gempa menjadi krisis nuklir terburuk sejak ledakan di PLTN Chernobyl, Ukraina, yang terjadi seperempat abad sebelumnya. (bbs/ran)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan