DEPOK – Upaya penanganan kasus stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak kini jadi atensi pemerintah baik pusat maupun di daerah, khususnya di Kota Depok.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) sejauh ini memang telah berjuang keras untuk menekan kasus tersebut melalui aneka program dan kebijakan.
Kendati begitu, kasus kesehatan yang masuk kategori isu nasional ini bukan berarti dapat diselesaikan dalam sekejap mata.
Terbukti, hingga saat ini–meskipun Kota Depok mencatatkan angka prevalensi terendah, 12,3 persen dibandingkan sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat–masalah ini masih tetap mendapat sorotan utamanya dari Pemerintah Pemuda Asia Afrika (Asia African Youth Government).
Kepala Badan Khusus Ketahanan Kesehatan Pemuda Asia-Afrika, M Nur Aris Shoim, misalnya menilai Kota Depok sebagai salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta masih belum terhindar dari permasalahan stunting dan gizi buruk.
“Kalau kita mencermati data yang dirilis Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, memang Kota Depok sedikit lebih baik dibanding, katakanlah empat daerah lainnya yakni Kota Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung yang mencatatkan angka prevalensi stunting di atas 30 persen. Namun, ini tidak berarti Depok berada dalam kondisi yang aman, tidak juga,” ungkap Nur Shoim kepada Jabar Ekspres, Minggu (13/3).
Meskipun pria yang akrab disapa Cak Shoim itu tidak menampik adanya penurunan angka stunting di Kota Belimbing itu, ia tetap memperingatkan Pemkot Depok agar selalu waspada dan terus meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Segala pencapaian yang telah berhasil diraih Pemkot Depok dalam menurunkan angka stunting tentu patut diapresiasi. Namun, karena semua ini masih dalam kondisi kerentatan sehingga pemerintah terus kita ingatkan agar jangan sampai kendor dalam mengambil langkah baik itu pencegahan maupun penanganan lainnya,” papar pria asal Bojonegoro itu.
Eks Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) itu lebih lanjut mengungkapkan, pihaknya bersama rekan pengurus AAYG teristimewa membidangi isu Ketahanan Kesehatan sedang mempersiapkan sejumlah program melalui kerja sama dengan pemerintah dalam menuntaskan permasalahan stunting dan gizi buruk di Indonesia.