JAKARTA – Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Ari Fahrial Syam mengatakan kondisi minyak goreng langka sebenarnya bisa menjadi momentum untuk mengurangi kebiasaan menggunakan minyak goreng sekaligus mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.
“Sudah saatnya masyarakat mengurangi makanan yang digoreng agar pola hidup lebih sehat,” ujar Ari, dikutip dari JPNN, Minggu (6/3).
Dia menjelaskan, terlalu sering mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak goreng berisiko menaikkan kadar kolesterol dan mengakibatkan aterosklerosis.
Aterosklerosis merupakan kondisi di mana pembuluh darah menjadi lebih sensitif dan kaku. Dampaknya, risiko terkena penyakit jantung koroner ikut meningkat.
Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam dr. R.A. Adaninggar, SpPD, pun mengatakan minyak sebagai salah satu sumber lemak jenuh yang berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Karena itu, konsumsi makanan yang digoreng pun perlu dibatasi.
“Minyak goreng ini kan juga salah satu sumber lemak jenuh, lemak yang cukup berbahaya untuk tubuh. Sebenarnya kita dalam sehari itu ada batasannya untuk konsumsi minyak goreng,” kata dokter yang akrab disapa Ning.
Jika kandungan lemak jenuh dalam minyak goreng tinggi, dikhawatirkan akan meningkatkan kadar kolesterol buruk dalam darah yang disebut low-density lipoprotein (LDL).
Efeknya adalah meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung koroner.
Mengutip anjuran Kementerian Kesehatan mengenai pola hidup sehat salah satunya dengan memerhatikan asupan lemak yang hanya 67 gram atau setara lima sendok makan per hari untuk setiap orang.
Ini artinya konsumsi minyak goreng tiap orang sebaiknya kurang dari lima sendok makan per hari karena asupan lemak juga datang dari lauk pauk yang dikonsumsi.
“Jadi, kalau langka, ya pakai takaran sehat itu sekalian menghemat,” ujar Ning.
Tak hanya jenis makanan yang dikonsumi, cara mengolah makanan jadi salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani pola hidup sehat, khususnya ketika mengurangi konsumsi makanan berminyak.
Menurut Ning, memasak dengan cara mengukus dan memanggang bisa jadi pilihan. Hal tersebut pun diutarakan oleh Ari Fahrial.