Jabarekspres.com — Sudah sepekan lebih perang Rusia-Ukraina terjadi semenjak Putin mengumumkan “operasi militer khusus” Rusia ke Ukraina.
Presiden Rusia itu sampai sekarang belum mengumumkan untuk menghentikan “operasi militer khusus” sekalipun banyak pihak sudah mendesaknya untuk melakukan itu.
Bahkan Vladimir Putin dari hari ke hari membuat “operasi militer khusus” itu makin agresif.
Biarpun baru sepekan usai pengumuman “operasi militer khusus” itu, kerusakan fasilitas maupun reruntuhan sudah nampak di negara Ukraina itu, di samping sudah banyaknya nyawa melayang. Sepekan yang mencekam.
Juru bicara Menteri Pertahanan Rusia Igor Konashenkov pada hari Sabtu menyampaikan bahwa militer Rusia telah menghancurkan 2,037 objek infrastruktur militer Ukraina semenjak “operasi militer khusus” itu diumumkan Presiden Putin, diwartakan oleh Xinhua, Sabtu (05/03/2022).
Penghancuran atas infrastruktur militer Ukraina itu di antaranya yaitu 71 pos komando dan pusat-pusat komunikasi tentara Ukraina, 98 sistem-sistem misil anti-awak terbang, dan 61 stasiun-stasiun radar, ungkap Konashenkov.
Ia juga menambahkan bahwa Rusia telah melumpuhkan 66 awak pesawat darat dan 16 awak pesawat udara, juga 708 tank dan perlengkapan-perlengkapan perang, 74 peluncur roket ganda, 261 medan artileri dan mortar, 505 unit sarana militer khusus, 56 sarana antena tak berawak pun dihancurkan, kata Konashenkov.
Rusia juga menggunakan senjata jarak jauh dalam menghancurkan suatu gudang amunisi di Ukraina, suatu gudang di mana sistem-sistem misil anti-tank Javelin dan NLAW, pungkas Konashenkov.
Sementara itu, PBB melaporkan bahwa hingga sekarang sudah 351 warga sipil Ukraina meninggal dan 707 mengalami luka, termasuk 10 orang anak kecil, semenjak “operasi militer khusus” itu dimulai
Adapun menurut kabar terakhir, perang kedua negara itu masih berlangsung, khususnya di barat-laut kota Kyiv dan Kharkiv sampai Okhtyrka. Namun tentara Ukraina disebut masih bisa mempertahankan Chernihiv bagian utara, dilansir dari euronews, Sabtu (05/03/2022).
Hingga detik ini pula dunia terus mendesak agar Putin segera menghentikan “operasi militer khusus” pasukannya dan segera menarik senjata agar situasi brutal ini berakhir.
Dari kondisi terakhir itu belum terlihat tanda-tanda Rusia menghentikan invasinya di Ukraina. Belum ada sinyal di mana Kyiv dan Kremlin bisa duduk berunding dalam meja dingin untuk memecahkan krisis ini.