BANDUNG – Libur panjang (long weekend) yang sempat terjadi pada 26 Februari – 28 Februari dikhawatirkan menjadi penyumbang lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Barat (Jabar). Hal ini diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar, Setiawan Wangsaatmaja.
“Saya liat di sejumlah pusat rekreasi wisata, misalnya Pangandaran, penuh sekali. Ini sebetulnya yang kita khawatirkan bersama. Bisa jadi pada satu minggu (weekend) tersebut, biasanya akan terjadi peningkatan,” ujar Setiawan dalam acara virtual Forum Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar, Rabu (2/3).
“Yang perlu kita waspadai, ini pola yang selalu saya amati tiap harinya. Kemarin kita menghadapi long weekend. (Hasilnya) dari tanggal 1 Maret saja sudah ada lonjakan kasus, dari 3.700an hingga 4.500 kasus,” ungkapnya.
Sementara itu, ia mengaku masih menunggu data untuk hari ini, Rabu (3/2).
“Saya masih menunggu hari ini. Kalau hari ini melonjak, berarti ada efek dari libur panjang kemarin terhadap peningkatan kasus Covid-19,” tambahnya.
Diketahui, kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) kembali melonjak. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, kasus konfirmasi harian terendah dicatatkan pada 2 Januari 2022 dengan terdeteksi ada 10 kasus.
Sedangkan kasus konfirmasi harian tertinggi pada 17 Februari 2022 dengan 16.251 kasus.Setelah tanggal 17 Februari, yakni pantauan pada tanggal 22 Februari, Setiawan mengaku sempat optimis kasus bakal kian landai. Terlebih penurunan kasus tersebut hampir 50 persen dari sebanyak 16.251 kasus menjadi 8.105.
“Agak tenang. Saya pikir akan terus menurun. Namun ternyata meningkat kembali menyentuh 14 ribuan pada tanggal 23 Februari, meski sempat turun satu kali pada tanggal 28, saat ini agak menanjak dari 3.700 menjadi 4.500,” katanya.
Setiawan pun mengimbau masyarakat untuk siaga menghadapi Covid-19 serta potensi lonjakan kasus. Dua hal saja, lanjutnya, yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi hal paling terburuk supaya tidak terjadi.
“Pertama, jangan lengah, tetap disiplin gunakan masker. Kedua, vaksinasi, penting. Karena saya melihat data dari rumah sakit: 60 persen pasien yang dirawat dan akhirnya meninggal, fatal, lantaran belum mendapatkan vaksin,” pungkasnya. (zar/wan)