Jabarekspres.com – Perusahaan raksasa teknologi seperti Google telah menghapus aplikasi seluler (mobile) yang terhubung dengan agensi-agensi media Rusia seperti Russia Today News dan Sputnik dari aplikasi Playstore, dilansir dari Euronews.com, Rabu (02/03/2022).
Selain Google, perusahaan besar teknologi seperti Meta, Youtube, dan TikTok juga telah memblokir media-media milik Rusia tersebut.
Perusahaan induk Instagram itu menyebut bahwa akun Instagram dan halaman Facebook milik Russia Today News dan Sputnik tidak akan bisa beroperasi dan diakses di daratan Uni Eropa.
Kremlin mengkritik sanksi dari para raksasa teknologi tersebut. Kementrian Luar Negeri Rusia menuding bahwa perusahaan-perusahaan teknologi itu merupakan “penghasut peperangan”.
Pengurus Media Rusia Roskomnadzor menuding bahwa perusahaan-perusahaan teknologi itu justru yang berperan menyebarkan berita palsu mengenai “operasi khusus” Rusia di Ukraina.
“Kami telah menerima permintaan dari sejumlah pemerintah dan UE untuk mengambil langkah lebih lanjut atas media yang dikendalikan negara Rusia,” kata Wakil Pemimpin perusahaan Meta Nick Clegg di Twitter.
“Mengingat situasi dan kondisi yang tidak biasa sekarang ini, kami akan membatasi akses ke Russia Today dan Sputnik di seluruh UE saat ini,” tambahnya.
Pada hari Selasa, Google pun mengumumkan akan menekan Rusia Today dan Sputnik dengan cara membatasi akses saluran YouTube mereka “di seluruh Eropa”.
“Karena perang yang sedang berlangsung di Ukraina, kami memblokir saluran YouTube yang terhubung dengan RT dan Sputnik di seluruh Eropa, efektif segera. Perlu waktu agar sistem kami sepenuhnya meningkat. Tim kami terus memantau situasi sepanjang waktu untuk mengambil tindakan cepat,” kata perusahaan itu.
Pada hari Senin, TikTok mengkonfirmasi pada Washington Post bahwa mereka juga telah membatasi akses akun RT dan Sputnik.
Perusahaan-perusahaan media sosial dituntut untuk menyesuaikan platform mereka dengan situasi dan kondisi invasi Rusia ke Ukraina.
Perusahaan-perusahaan teknologi itu mengumumkan kebijakannya tersebut usai Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan tujuan sanksi-sanksi susulan Uni Eropa bagi Rusia.
“Kami akan melarang agensi-agensi media Kremlin beredar UE,” kata von der Leyen.