DEPOK – Ketahanan keluarga merupakan hal yang paling diharapkan bagi setiap pasangan suami istri (pasutri). Ini sangat wajar karena semua pasutri tidak menginginkan mahligai rumah tangganya dibangun di atas fondasi yang rapuh.
Kendati begitu, harapan tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan. Faktanya, tidak sedikit pasangan suami-istri yang gagal membina bahtera rumah tangga mereka.
Tentu banyak faktor yang mengalasi jatuh bangun ataupun kegagalan sebuah rumah tangga. Apakah itu faktor lingkungan, sosial, agama, budaya, ekonomi maupun lainnya.
Agar sebuah rumah tangga dapat tetap berdiri kokoh, maka diperlukan sejumlah cara dan upaya yang cocok bagi yang menjalani.
Mengenai cara atau metode apa yang tepat untuk menjaga ketahanan keluarga, Pembina Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Depok, Elly Farida memiliki sebuah metode yang ia namai sebagai ‘SMS’.
Melalui metode SMS ini diharapkan para anggota keluarga utamanya para istri dari suami yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) mampu membangun ketahanan keluarga yang kokoh.
Peran seorang istri menurut Elly atau yang karib disapa Bunda Elly sangat penting terutama dalam mendukung karir suaminya.
“Peran seorang istri sangat penting dalam rumah tangga, salah satunya memperkuat ketahanan keluarga. Seorang istri sekaligus ibu rumah tangga diimbau untuk terus meningkatkan kualitas diri dengan ilmu-ilmu baru,” kata Bunda Elly, Kamis (24/2).
Ia lebih lanjut mengatakan, istri juga merupakan penyemangat suaminya dalam melaksanakan tanggung jawab, baik di rumah maupun tempat kerja.
Dikatakan, ada banyak cara yang bisa dilakukan istri dalam menumbuhkan kebahagiaan keluarga, salah satunya dengan metode SMS. Adapun metode SMS sendiri merupakan akronim yang merujuk pada konsep ketahanan keluarga yang ia sarankan.
“’S’ yang pertama adalah (S)elalu meningkatkan kualitas diri dengan hal-hal yang positif seperti memperbanyak bersabar, ikhlas, saling percaya dan memahami. Lalu, ‘M’ adalah (M)elaksanakan kewajiban, terutama kebutuhan lahir dan batin, menerima apa yang diberikan oleh suami, bertawakal, serta tidak menuntut hal-hal yang di luar kemampuan suami,” ungkapnya.
Kemudian, ‘S’ yang terakhir yakni (S)inergi dalam rumah tangga mendampingi anak-anak dengan penuh kekompakan untuk mengantarkan mereka ke gerbang keluarga bahagia. (mg2/wan)