BANDUNG – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung, Koordinator Jawa Barat bakal menggelar pesta demokrasi Pemilihan Ketua ISEI periode 2022-2025, pada Sabtu (26/2) nanti.
Kali ini, ISEI mengadakan acara Dialog dengan Calon Ketua ISEI Bandung, dengan Tema “ISEI MEMANGGIL”. Acara tersebut merupakan runutan kegiatan pada pemilihan ketua.
Pada acara dialog tersebut, diisi dengan sesi Pemaparan Calon Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat serta dialog tanya jawab dengan para Narasumber di antaranya:
Setyanto P Santosa (Dewan Penasehat ISEI), Bambang Pramono (Wakil Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji (Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat) serta Prof. Eeng Ahman (Dekan FEB Universitas Pendidikan Indonesia) dipandu Moderator Acuviarta Kartabi (Dosen FEB Unpas/Pengamat Ekonomi).
Ketua Pelaksanan Rapat Anggota Tahunan, Ade Sulchi mengatakan, dialog calon ketua ISEI ini merupakan rangkaian dari rapat tahunan.
“Ini merupakan rangkaian acara. Mengenal lebih dekat para kandidat sehingga komisariat mengikuti untuk bisa menentukan pilihannya,” ucap Ade di Bandung, Selasa (22/2).
Dia pun menyampaikan, calon kandidat Ketua ISEI Cabang Bandung, 2022-2025, yaitu Prof. Dr. rer. nat. M Fani Cahyandito, SE. M. Sc dan Dr. Ferry Hadianto SE, MA.
Selain itu, dia pun berpesan untuk kandidat terpilih meracik program yang di visi misikan demi kemajuan ISEI. Terlebih, bisa melanjutkan program kerja yang belum terlaksana oleh ketua sebelumnya.
Sementara itu, ketua ISEI Cabang Bandung, Aldrin Herwany mengatakan, kedua kandidat calon ketua merupakan teman akrabnya. Sehingga dalam tahap pemilin berjalan dengan transparan.
“Kedua landidat secara psikologis dekat dengan saya. Jadi berharap pemilihan berjalan transparan, adil dan tidak memihak pada salah satu kandidat,” katanya.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, ISEI Bandung saat merupakan ISEI terbaik di Indonesia, predikat tersebut telah menjamur selama 2 periode.
Dia menjelaskan, pemilihan ketua ISEI Bandung merupakan paling demokratis di seluruh cabang Indonesia.
“Ketika saya memimpin pertama menang aklamasi. Kedua kita menggunakan suara komisariat. Satu komisariat satu suara. Saat ini kita hak komisariat untuk menambah suaranya. Jadi 6 suara. Satu ketua dan lima anggota,” jelasnya.