JAKARTA – Politisi PKS Mardani Ali Sera ungkap kecurigaan di saat minyak goreng hilang, tempe dan tahu sulit didapat, muncul secara tiba-tiba kasus wayang mirip Khalid Basalamah yang viral.
Pementasan wayang dengan dalang Ki Warseno Slenk itu pun membuat Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera bertanya-tanya.
“Apakah budaya wayang mengajarkan kekerasan, kebencian, bully, menghajar? Tentu tidak,” tanyanya yang kemudian dijawab sendiri lewat akun media sosial pribadi sesaat lalu, Selasa (22/2).
Mardani lantas menyayangkan lantaran kontroversi seperti ini justru viral di masyarakat. Padahal ada hal yang lebih mendesak untuk diperbincangkan di publik.
Mulai dari kasus Desa Wadas hingga minyak goreng yang menghilang.
“Tapi kenapa yang viral seperti itu. Ramai, di saat Kasus Wadas yang mengerikan, Minyak Goreng hilang, Tempe tahu sulit, JHT, IKN pusing. Fokus fokus,” tuturnya.
Pagelaran wayang yang digelar di Pondok Pesantren Ora Aji milik Gus Miftah di Sleman, Yogyakarta menuai kontroversi.
Pasalnya, ada salah satu tokoh wayang yang digambarkan berpeci dan berjenggot yang dihajar oleh tokoh Baladewa dan sang dalang itu sendiri.
Warganet sendiri menduga bahwa sosok berpeci dan berjenggot itu adalah pendakwah kondang Ustaz Khalid Basalamah, yang belum lama ini juga meluruskan ceramahnya soal wayang karena ada pesan yang salah tangkap oleh pendengar.
Dikabarkan seblumnya, Ustadz Khalid Basalamah menangapi sejumlah komentar miring terhadapnya terkait potongan video ceramah tentang larangan bernyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Ustadz Khalid menilai, potongan ceramah itu terlalu dibesar-besarkan.
Apalagi ada narasi yang mendesak Khalid Basalamah agar angkat kaki dari Indonesia. Padahal dia waga Indonesia asli.
“Saya rasa terlalu dibesar-besarkan, karena pada saat itu kesannya ini pemahaman radikalis, anti Indonesia, apalagi sampai bilang keluar saja dari Indonesia. Dan keluar dari Indonesia ini satu hal yang luar biasa,” kata Khalid Basalamah di Podcast Deddy Corbuzier dikutip pada Rabu (2/6).
“Siapa orang ini yang mengusir saya dari Indonesia. Saya lahir di Indonesia, orang tua saya dari Indonesia,” tambahnya.
Dia menjelaskan, cuplikan video itu merupakan video ceramah tahu 2017 di salah satu Masjid di Jati Negara.