BANDUNG – Klaim soal minyak goreng aman dan terkendali yang sempat disampaikan Plt. Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, tak ubahnya isapan jempol belaka. Masyarakat masih berduyun-duyun antre demi minyak goreng murah dari pemerintah.
Hal demikian tampak disaat Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Disperindag Provinsi Jabar dan Disdagin Kota Bandung menggelar operasi pasar minyak goreng. Salah satunya diadakan di Polsek Kiaracondong, pada Senin (21/2), operasi pasar ini diperuntukkan hanya bagi para pedagang di Pasar Kiaracondong.
“Susah pisan, di supermarket nggak ada. Kalau pun ada, ya, jarang kebagian mulu,” ungkap Ida Widaningsih, 43, seorang warga Kiaracondong, saat diwawancara Jabar Ekspres di sela-sela dirinya mengantre dalam operasi pasar tersebut.
“Tidak ada (minyak) sama sekali di pasar. Dari distributor, sekarang di grosir juga gak ada. Sekalipun ada, ya mahal. Aneh, kenapa bisa nggak ada,” sambungnya.
Sementara itu, kelangkaan minyak juga dirasakan oleh warga di sekitar Pasar Sederhana, Jalan Jurang, Pasteur, Kota Bandung.
Abdullah, 35, pedagang gorengan yang biasa berjualan di daerah Ledeung ini memilih beli minyak goreng ke pasar, meskipun harganya sudah menyentuh Rp 19.000/liter.
“Kalau di pasar sini mah ada terus. Kalau yang di ritel dan supermarket mah jarang dapet, keburu habis,” katanya di sela-sela antrean operasi pasar di Pasar Sederhana, Senin (21/2).
“Mau gimana lagi, toh, harga gorengan saya pun gak bisa dinaikkin.Tetep satu harganya Rp 2.000-an,” sambungnya.
Serupa yang dialami Ida dan Abdullah, kesusahan untuk mendapatkan minyak goreng murah pun dirasakan beberapa penjual minyak itu sendiri. Baik pedagang kecil maupun minyak grosiran.
“Susah. Barang langka sekarang tuh. Saya juga mencari ke grosir-grosir susah mencarinya,” kata Didi Suhardi, pedagang minyak goreng di Pasar Kiaracondong.
Adapun semisal tersedia, harga minyak di grosir juga terbilang amat tajam. “Sekarang saya mah ngikutin grosir. Kalau grosir tinggi, ya sama ditinggikan harga jualnya. Jelas spontan mengikuti harga pembelian,” ucapnya.
“Harga digrosir, harga minyak curah sentuh 16.000/liter, lalu saya jual seharga Rp 19.000/liter. Sedangkan, harga minyak kemasan sekarang sudah menyentuh harga Rp 30.000-an,” pungkasnya.