CIREBON – Imbas dari kenaikan harga kedelai dalam beberapa waktu terakhir, membuat pedagang tahu dan tempe di Kota Cirebon mogok jualan selama tiga hari kedepan.
Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas kepada para perajin tahu dan tempe yang merasakan dampak kenaikan bahan baku dari pembuatan tahu dan tempe tersebut.
Ketua Koordinator Pedagang Tahu dan Tempe se Kota Cirebon, Ipin mengatakan, aksi mogok jualan akan dilakukan selama tiga hari terhitung mulai Minggu (20/2) hingga selasa depan.
“Kita tidak ada demo turun ke jalan. Kita cuma mogok produksi tempe dan tahu selama tiga hari mulai 21, 22 dan 23. Ini berlaku untuk seluruh pasar di Kota Cirebon,” kata Ipin, kepada radarcirebon.com.
Diungkapkan dia, kenaikan harga kedelai sangat berpengaruh bagi pembuat tempe dan tahu. Bahkan sekarang sudah menyentuh harga Rp11 ribu, sehingga pedagang pun kesulitan menjual. Apalagi perajin.
“Kami ini sudah nyaris tidak ada untung. Yang jelas harga tempe dan tahu akan dinaikan untuk wilayah Kota Cirebon. Kemungkinan ukurannya akan berbeda-beda, tergantung pedagang,” kata Ipin, yang ditunjuk pedagang di Pasar Jagasatru untuk menjadi ketua.
Meski merencanakan harga tempe bakal dinaikan, namun Ipin memastikan, saat kacang kedelai turun, pedagang akan mengikuti.
Pedagang Minta Harga Kacang Kedelai Turun
Dari para pedagang, kata Ipin, seluruhnya meminta harga kacang kedelai diturunkan. Bila tidak diturunkan juga, terpaksa melakukan trik pemasaran tersendiri.
Ipin berharap para pedagang kompak. Jangan sampai nanti malah menimbulkan persaingan yang tidak sehat.
“Ke depannya, ingin bertemu dengan DPRD Kota Cirebon. Mungkin hari Senin untuk menyampaikan keluhan pedagang. Tapi itu tergantung pedagang, kalau teman-teman pada setuju,” tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyebut jika naiknya harga kedelai di Indonesia terjadi karena adanya masalah di negara importir.