JABAREKSPRES.COM – Berdasarkan laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO, saat ini sub varian yang baru ditemukan dari jenis Omicron yakni BA.2 telah terdeteksi menjangkiti di 57 negara.
Omicron diketahui telah menyumbang lebih dari 93 persen dari semua spesimen virus Korona yang dikumpulkan dalam sebulan terakhir.
Hasil penelitian beberapa ahli menunjukkan bahwa BA.2, juga dikenal sebagai varian siluman lebih menular daripada sub-garis keturunan asli.
Dalam pembaruan epidemiologi mingguannya, WHO mencatat sub varian menyumbang lebih dari setengah dari semua kasus Omicron berurutan.
WHO mengatakan, Omicron memiliki beberapa sub-garis keturunan: BA.1, BA.1.1, BA.2 dan BA.3.
Seorang ahli epidemiologi dan pimpinan teknis WHO untuk pandemi Covid-19 Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa data awal menunjukkan BA.2 memiliki sedikit peningkatan dalam tingkat pertumbuhan dibandingkan BA.1, versi pertama dari varian Omicron.
“Namun tidak ada indikasi bahwa ada perubahan tingkat keparahan pada sub varian BA.2,” katanya.
Omicron yang sangat mudah menular umumnya diketahui menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah dibandingkan varian sebelumnya seperti Delta.
Sebanyak 57 negara sudah melaporkan penemuan sub varian ini seperti laporan Al Jazeera. BA.2 diprediksi akan menjadi subvarian dominan dari Omicron.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan potensi penyebaran subvarian BA.2 Omicron menjadi perhatian dunia.
Ada dugaan, BA.2 semakin cepat menyebar dan membuat orang lebih mudah terinfeksi Covid-19 kembali atau reinfeksi.
“BA.2 kita harus lihat dari WGS (Whole Genome Sequencing). Yang bisa saya sampaikan, meskipun ini belum jadi catatan serius, namun kewaspadaan tetap harus ditingkatkan. BA.2 ini sudah menyebar di lebih dari 50 negara. ” tegas Dicky kepada JawaPos.com.
Dicky juga menambahkan, di AS saja dalam waktu 1 minggu, meningkat 3 kali, BA.2 di Afsel sudah mendominasi kalahkan BA.1. Dan Omicron memicu reinfeksi atau infeksu berulang di atas 90 hari setelah infeksi pertama.
Menurut Dicky, WHO sudah memperingatkan bahwa berdasarkan hasil penelitian, karakter BA.2 kecepatannya 1,5 kali menyebar dan mendominasi.
Ia menilai setiap negara perlu mengamati berapa banyak orang yang mengalami reinfeksi atau terinfeksi kembali setelah Omicron muncul. Sehingga bisa menjadi strategi dalam mitigasi lonjakan kasus.