BANDUNG – Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI) Jawa Barat (Jabar), Sebagai mitra pemerintah, melakukan akselerasi percepatan vaksin Covid-19 guna membantu program pemerintah dalam penanggulangan pandemi ini.
Keberlangsungan pandemi Covid-19 telah memunculkan berbagai tantangan khususnya dari sisi layanan kesehatan warga. Apalagi virus varian Omicron telah menyerang warga yang penyebarannya lebih cepat dari varian lainnya.
Untuk itu, kolaborasi pemerintah dengan instansi lainnya dalam rangka melawan pandemi Covid-19 merupakan langkah taktis-strategis. Sebab, upaya bersama itu perlu didukung dan berharap terus ditingkatkan.
“Kita ketahui bahwa kasus Covid-19 saat ini meningkat, maka kami melakukan akselerasi percepatan vaksin Covid-19. Walau ada beberapa kejadian yang sudah divaksin tapi tetap terinveksi, minimal mereka punya ketahanan daya tubuh,” ujar Ketua DPW PPNI Provinsi Jabar, Budiman kepada Jabar Ekspres, Jumat (11/2) sore.
Tak hanya itu, Budiman memaparkan, pihaknya juga melakukan kampanye protokol kesehatan (prokes) secara masif di tengah-tengah masyarakat.
“Tentunya kampanye prokes ini kami lakukan sampai dasawisma karena munculnya virus Covid-19 saat ini tidak hanya di klaster masyarakat, tapi juga sudah di klaster keluarga,” paparnya.
Termasuk pihaknya kata dia, menempatkan para perawat baik di rumah sakit, puskesmas maupun di tempat fasilitas kesehatan lainnya. Upaya ini dilakukan DPW PNNI Jabar melalui program kesiap-siagaan dalam keperawatan. Pihaknya kata Budiman, memiliki jumlah perawat terbesar di Indonesia dengan jumlah perawat 87 ribu orang di Jabar.
“Dalam rangka penanggulangan Covid, perawat kami ketika melaksanakan pelayanan ada yang terkonfirmasi positif Covid-19, bahkan ada juga yang sampai meninggal,” ungkapnya.
“Maka saya mengapresiasi Pak Gubernur Ridwan Kamil sampai membuat monomen pahlawan untuk perawat. Jadi kami mengucapkan terimakaih kepada Pak gubernur,” ucapnya.
Dengan itu, beber Budiman, pihaknya juga meluncurkan program unggulan berupa satu desa satu perawat di Jabar. Program tersebut menempatkan satu perawat untuk membina satu desa dan menetap di desa itu, di luar perawat yang bertugas di puskesmas. Perawat tersebut nantinya dapat memberikan layanan kesehatan secara preventif maupun promotif kepada masyarakat.