Fakta dan Sejarah Dasyatnya Letusan Gunung Krakatau

Gunung Krakatau memuntahkan Abu Vulkanik dan Sekitar 2.800 mil  atau sejauh 4.500 km.

Ledakannya akhirnya menutup kawah Perboewatan dan Danan dan membuat kaldera di bawah laut.

Pada ledakan awal memecahkan ruang magma sehingga mengakibatkan terjadi peristiwa bertemunya air laut dan lahar panas.

Peristiwa ini disebut phreatomagmatic. Air laut mengalami mendidih sangat cepat. sampai menciptakan bantalan uap super panas.

Aliran uap panas ini disebut piroklastik yang menjangkau sejauh 40 km dengan kecepatan lebih dari 62 mph (100 kph).

Letusan Krakatau yang sangat dasyat itu menduduki peringkat ke 6 sebagai peristiwa ledakan gunung berapi yang paling mematikan di dunia.

Kekuatan letusannya memiliki kesamaan dengan 200 megaton bahan peledak TNT atau sama dengan 20 kilo ton bom atom yang menghancurkan Hiroshima.

Letusan Krakatau sekitar sepuluh kali lebih eksplosif daripada ledakan Gunung St. Helens yang terjadi pada tahun 1980.

Pulahan Ribu Korban Jiwa

Pecahan batuan vulkanik dan gas vulkanik panas banyak menimbulkan korban jiwa di pulau Jawa dan sumatra.

Ribuan lainnya tewas akibat tsunami yang terjadi akibat dampak letusan Gunung Krakatau.

Dampak letusan Gunung Krakatau menciptakan gelombang setinggi hampir 120 kaki.

Gelombang lau tinggi ini menghancurkan seluruh kota-kota di wilayah pesisir Jawa dan Sumatra. Bahkan, tercatat 160 desa pesisir hancur.

Sebuah Kapal uap Berouw ditemuka di pedalaman pulau Sumatra setelah terbawa arus gelombang stunami hampir satu mil dengan 28 awak tewas.

Ketika terjadi letusan tercatat dalam sejarah sebuah Kapal komersial bernama Loudon berhasil menghindari tingginya gelombang Stunami tersebut.

Efek Letusan Gunung Krakatau Terhadap Suhu dan Iklim

Ledakan dasyat Gunung Krakatau memuntahkan sekitar 45 km kubik materia ke atmosfer yang mengakibatkan gelapnya langit hingga 442 km.

Selama tiga hari matahari di pagi hari tertutup. Sedangkan untuk material Abu Vulkanik jatuh sejauh 6.076 km.

Gelombang kejut di atmosfer mengelilingi planet ini setidaknya tujuh kali. Dalam 13 hari, lapisan belerang dioksida dan gas lainnya mulai memfilter sinar matahari.

Efek atmosfer mempengaruhi perubahan di Eropa dan amerika. Suhu global rata-rata mencapai 1,2 derajat lebih dingin selama lima tahun ke depan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan