BANDUNG – Kepala Biro Kesra Pemprov Jawa Barat, H. Barnas Adjidin mengatakan, keberadaan program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) merupakan sebuah proses panjang dan berkelanjutan dalam mewujudkan visi Jawa Barat Juara Lahir Batin melalui Inovasi dan Kolaborasi.
Menurut H. Barnas, Frasa ‘Juara Lahir Batin’ ini menunjukkan penekanan pada pentingnya implementasi berbagai kebijakan dalam bidang keagamaan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Sadesha salah satu elemen kunci dalam mewujudkan visi Jawa Barat pada sisi batin. Sejatinya sarana untuk mengedukasi masyarakat agar senantiasa mengamalkan isi Al-Quran dalam praktik kehidupan sehari-hari,” ucap H. Barnas di Kota Bandung, Selasa (1/2).
Sementara itu, dimensi lahir diwujudkan melalui berbagai program seperti pembenahan infrastruktur, termasuk menjadi Juara Umum PON Papua beberapa waktu lalu, yang muara akhirnya adalah mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat secara keseluruhan.
“Kehadiran progam Sadesha menjadi penyempurna atas berbagai program juara lainnya yang diinisiasi, dimotori dan dieksekusi oleh pemeritan Provinsi Jawa Barat, seperti program English for Ulama, program Ulama Juara, Program Pesantren Juara, serta berbagai program keumatan juara lainnya,” katanya.
Pada penghujung Januari 2022 kemarin, Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil mewisuda tidak kurang dari 2000 penghapal Al-Quran. Jumlah wisudawan yang fantastis ini kemudian dicatat MURI sebagai sebuah rekor baru peserta wisuda terbanyak dalam satu hari.
Kendati baru berjalan tiga tahun, progam Sadesha telah berhasil mencetak 4.700 penghapal Al-Quran yang tersebar di 5.300 desa di seluruh pelosok Jawa Barat.
“Catatan ini melengkapi prestasi Sadesha sebelumnya yang juga telah dicatat dalam rekor MURI. Rekor MURI sebagai provinsi terbanyak mengutus para hafizh dan hafizhah ke desa-desa, serta Rekor MURI mengkhatamkan Al Quran terbanyak selama 2 jam sejumlah 250 khataman,” jelasnya.
Menurutnya, prestasi dalam bidang keagamaan yang ditorehkan melalui progam Sadesha ini tidak dilahirkan secara sendirian. Ia adalah prestasi bersama yang digalang melalui kolaborasi yang cemerlang dan semarak antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya Biro Kesra, dengan berbagai pemangku kepentingan terkait dengan pembangunan bidang keagamaan.