BANDUNG – Eksekutif Indonesian Politics Research and Cosulting (IPRC) menyebutkan, masyarakat akan menilai kinerja Ridwan Kamil terkait Wacana RK yang akan mencalonkan kembali pada Pemilihan Gubernur 2024 (Pilgub) Mendatang.
“Tentu berpengaruh, karena sebagai pejabat publik akan dinilai kinerjanya. Sebab, ada model perilaku memilih perspektif, karena orang memilih dengan melihat track record, apa yang sudah dilakukan oleh pejabat yang maju dan sudah menduduki jabatan,” ucap Direktur IPRC, Firman Manan di Hotel Amaroossa, Kota Bandung, Senin (31/1).
Firma menambahkan, nantinya masyarakat yang akan menilai kinerjanya jika Ridwan Kamil melaju pada Pilgub nanti.
“Makanya kalau Kang Emil akan maju lagi dalam Pilgub di periode kedua, orang akan menilai apakah kemudian kinerjanya baik atau tidak. Bahkan sejauh ini berdasarkan penelitian IPRC, banyak yang menilai kinerja Ridwan Kamil itu baik tetapi ada problem terkait tingkat pengenalan program-program unggulan di Jabar.” Ungkapnya
Dia menambahkan, ada sekitar dibawah 50 persen program unggulan dari Ridwan Kamil yang dinilai kurang pengenalannya kepada masyarakat.
“Karena ini kan persoalan pandemi Covid-19. Semua hal tersedot pada penyelesaian masalah Covid-19 sehingga program unggulan tidak jalan,” katanya
“Sehingga, agak sulit menilai Kang Emil dalam konteks keberhasilan program unggulan karena agak terganggu dengan penanganan Covid-19. Termasuk soal anggaran dan lainnya,” tambahnya
Ia juga menambahkan, berdasarkan hasil survei dari IPRC Dedi Mulyadi dinilai sangat signifikan didalam Pilpres maupun Pilgub.
“Jika dibandingkan dengan Kang Dedi Mulyadi. Kenapa dalam hasil survei IPRC Kang Dedi Mulyadi itu signifikan bahkan dalam Pilpres untuk konteks pemilih di Jabar suaranya lebih tinggi dibandingkan dengan Pak Airlangga Hartarto 0,1-0,2 persen sedangkan Kang Dedi Mulyadi dalam survei semi terbuka 6 persen. Maka, apabila Kang Emil maju dia (Dedi Mulyadi) nomor dua. Kalo Kang Emil tidak maju dia nomor satu,” ujarnya
“Jadi saya pikir salah satunya adalah beliau (Ridwan Kamil) melakukan kerja politik dengan memanfaatkan media, dan ini yang agak tertinggal bagi kandidat lain termasuk saya pikir Kang Emil. Artinya mungkin media sosialnya aktif tapi perspektif yang dilakukan Kang Dedi Mulyadi itu kan menyentuh,” sambungnya