Camat Beberkan Lima Skala Prioritas Pembangunan di Rancasari

BANDUNG – Kecamatan Rancasari memiliki banyak PR untuk merealisasikan rencana pembangunan diwilayah tersebut. Namun Camat Rancasari Hamdani mengaku memiliki 5 prioritas yang lebih diutamakan, terkait kondisi yang sedang dialami masyarakat saat ini.

“Lima skala prioritas ini, empat diantaranya adalah kelanjutan dari janji walikota yang akan kita realisasikan,” ujarnya saat ditemui di kantornya.

Hamdani menegaskan, yang paling menjadi fokus utamanya adalah pembangunan infrastruktur Rancasari. Alasannya membuat perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur menjadi fokusnya yang utama adalah karena berhasilnya satu pembangunan yang bisa lansung dirasakan oleh masyarakat adalah infrastruktur.

“Tolak ukur pembangunan itu bisa dilihat dari pencapaian infrastrukturnya,” sebutnya.

sarana dan prasarana masyarakat gedung RW dan balai wargafasilitas masyarakat harus ada pemerliharaan agar bisa dinikmati oleh masyarakat. untuk hAppynes kebahagiaan masyarakat dan peningkatan imun

Prioritas pembangunan berikutnya adalah konsentrasi dibidang lingkungan hidup. Pemilahan sampah melalui program “Kang Pisman” dengan berbagai metode, diantaranya bank sampah. Diantara 52 Rw di Randcasari sudah memiliki bank sampah ada 48 RW dan melakukan pemilahan sampah dari rumah.

“Untuk pengelolaan lingkungan hidup Rancasari meraih predikat satu di KOta Bandung dalam beberapa tahun belakangan.” ujarnya.

Pencapaian tersebut, dikatakanya karena kader di RW tak pernah bosan melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah, pemeliharaan lingkungan termasuk udara bersih. Karenanya kesuksesan tersebut adalah karena dukungan masyarakat.

Selanjutnya adalah Penanganan ODF. Meski pada tahun 2020 sudah 100 persen, dalam artian tidak ada lagi wilayah Rancasari yang tidak memiliki jamban. Namun yang menjadi masalah kenapa hal ini masuk kedalam skala prioritas, adalah karena masih ada masyarakat yang blm memiliki kesadaran penggunaan sarana yang telah dibangun. Sehingga pemerintah masih harus terus melakukan sosialisasi dan edukasi.

Permasalahan lain yang tak kalah penting adalah penanganan stunting. Hamdani mengaku masih da 20-30an anak balita yang terindikasi stunting. Selain melakukan pembinaan dan pembenahan terhadap balita tersebut, pemerintah juga menfokuskan pencegahan pada remaja yang akan menjadi orang tua.

Sehingga dilakukan edukasi kepada anak2 remaja agar bisa mempersiapkan diri dengan kematangan emosi dan kesiapan ilmu. Juga dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang konsen kepada kesehatan terutama stunting, seperti dinas kesehatan, komunitas sosial juga PKK.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan