MARGAASIH – Tiga Kepala Keluarga di Desa Lagadar Kabupaten Bandung, tinggal di rumah tidak layak huni yang menyatu dengan kandang ayam.
Ketiga kepala keluarga tersebut mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat.
Penghuni rumah tidak layak huni, Sari mengaku sudah dua tahun tinggal di rumah gubug yang sekaligus menjadi kandang ayam itu.
Meski berdinding tripleks, papan bekas, beratap seng bekas dan spanduk bekas, yang terpenting bagi Sari dan dua orang keluarganya itu bisa berteduh dan tidak kedinginan saat istirahat malam.
Untuk bisa bertahan hidup, Ia mengaku, setiap harinya mengumpulkan barang-barang bekas atau menjadi pemulung. Selanjutnya, mereka menjual barang bekas tersebut.
“Kita sudah mengadu kepada pemerintah setempat. Namun sayangnya, belum ada tanggapan dari pemerintah,” kata Sari saat di wawancara, Kamis (20/1).
Sementara itu, Pemerintah Kecamatan Margaasih akan mengupayakan program bantuan kepada tiga orang warganya, yang tinggal di sebuah gubuk atau rumah tidak layak huni di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.
Camat Margaasih, Asep mengatakan berdasarkan pengecekkan di lapangan dan penuturan dari Ketua RW, diketahui satu keluarga tersebut sudah pernah diberikan tempat tinggal, namun mereka enggan menempatinya. Malah membuat gubuk di lokasi, yang ternyata lahannya milik orang lain.
“Kan beliau enggak punya lahan, dari awal memang tempatnya bukan disitu, oleh pak RW setempat sudah difasilitasi ada tempat, tapi dianya enggak mau dipindah ke tempat itu. Jadi disitu bikin kaya saung gubuk di tanah orang,” kata Asep.
Karena keluarga tersebut tidak memiliki lahan maka jika ingin diberikan bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), menurut Asep, tidak akan bisa. Kata Asep, perlu dipikirkan apakah pemerintah siap memberikan lahannya.
Namun Asep memastikan, dari dulu keluarga tersebut sudah diberikan bantuan. Jika program rutilahu tidak bisa diberikan, maka pihaknya akan mengupayakan program bantuan lainnya. Karena pemerintah harus hadir dan memperjuangkan masyarakat agar bisa hidup secara layak.
“Ya kondisi masyarakat seperti itu dicek lebih teliti, kemudian upaya apa yang bisa dilakukan untuk membantu warga tersebut, kalau program tidak bisa, ya upaya lain bisa dilakukan. Akan kita komunikasikan dengan kades,” tutup Asep. (yul)