BANDUNG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan sosok Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) adalah kepala daerah dengan latar belakang arsitek. Publik kemudian mengait-ngaitkan orang pilihan Jokowi itu adalah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Pasalnya, Ridwan Kamil memang adalah kepala daerah yang memiliki latar belakang arsitek.
Namun pria yang akrab disapa Kang Emil itu tidak mau berharap lebih jauh dan menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada presiden.
“Saya tidak mau berandai-andai. Belum pasti saya juga. Saya baru baca tadi malam, kriteria kepala daerah arsitek kan ga hanya saya,” ujar Ridwan Kamil, dalam keterangannya, Jumat (21/1).
Menurutnya, siapapun yang nanti terpilih, maka harus maksimal membangun ibu kota yang diputuskan pindah ke Kalimantan.
“Jadi saya tidak mau ge er, tidak mau berandai-andai, takut salah,” kata RK.
Saat ini, Kang Emil mengaku masih ingin fokus menuntaskan janji politik sebagai Gubernur Jawa Barat.
“Saya belum bisa menjawab, saya masih gubernur Jawa barat. Saya belum bisa menjawab hal yang belum pasti. Saya tidak mau berandai-andai,” tegasnya.
Untuk diketahui, Ridwan Kamil sebelumnya sudah memiliki sejumlah karya arsitek sejak saat masih menjadi dosen di ITB.
Karya arsitekturnya bahkan bukan hanya di Indonesia, tapi juga Asia sampai Eropa.
Selain merancang bangunan, Ridwan Kamil juga kerap terlibat dalam perencanaan kota mandiri.
Sejumlah karya arsitek Ridwan Kamil antara lain, Museum Tsunami Aceh, Marina Bay Waterfront Singapura, sampai Ningbo Newtown Tiongkok.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan bahwa Kepala Otorita IKN adalah kepala daerah dengan latar belakang arsitek.
“Kalau saya penginnya orang yang punya latar belakang arsitek dan pernah memimpin daerah. Tapi itu kan keinginan saya,” ungkap Jokowi, Kamis (20/1).
Di sisi lain, beredar empat nama disebut-sebut calon Kepala Otorita IKN.
Di antaranya, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Lalu mantan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya Tumiyana.
Akan tetapi, dari keempatnya itu, hanya Ahok yang pernah menjadi kepala daerah.