SUBANG – Relokasi sebuah makam di Kampung Cikadu, Desa Tanjunsian, Kabupaten Subang tiba-tiba didatangi banyak warga, pasalnya tersiar kabar, bahwa sang ulama yang makamnya direlokasi tersebut, jasadnya masih utuh padahal sudah 17 tahun dikubur.
Makam tersebut adalah milik ulama besar di desa tersebut bernama Kiai Muhya bin Rudia yang meninggal 17 tahun lalu dan dimakamkan dilokasi tersebut.
Warga yang penasaran kemudian mencoba melihat dari dekat kondisi jasad sang ulama, selain masih utuh, pada beberapa bagian kulitnya tidak membusuk.
Rencana pemindahan makam tersebut sudah dibahas sejak lama, hal ini dilakukan untuk memberikan penghormatan kepada ulama sepuh itu.
karena lokasi makam yang ada saat ini dianggap warga tidak layak untuk ulama besar seperti beliau, lantaran berdekatan dengan kandang ternak kambing dan sungai yang kotor.
Akhirnya disepakati akan dilakukan pembongkaran untuk pemindahan ke lokasi baru. Setelah dilakukan pembongkaran, warga yang membantu melakukan penggalian kaget karena jenazah yang sudah 17 tahun dikubur tampak masih utuh.
Ustad Ahmad Faqot yang mengunggah momen tersebut menyatakan, jenazah tersebut merupakan gurunya.
Menurut dia, jenazah guru ngaji tersebut masih utuh ketika dipindahkan.
“Almarhum adalah guru ngaji saya. Saya tiga tahun belajar ngaji di ajengan Muhya,” ungkap dia, kepada Pasundan Ekspres (Radar Cirebon Group).
Dia juga membenarkan Ajengan Muhya sudah dimakamkan sekitar 17 tahun sejak wafat.
Kini jenazahnya dimakamkan di lokasi berdekatan dengan Mama Pasir Naan dan tokoh lainnya yang dikenal sebagai ahli Tasawuf. (rdr/rit)