Pengacara pemerintah mengakui bahwa ada risiko bahwa pembatalan visa Djokovic dapat memicu “keresahan” di antara orang-orang yang tidak setuju.
Namun, Lloyd berpendapat, mengingat status Djokovic sebagai atlet papan atas, ada bahaya bahwa sikap dan perilakunya dapat mendorong orang lain di luar komunitas anti-vaksin yang sudah mapan untuk melanggar pedoman keselamatan dan kesehatan.
“Menteri berpandangan bahwa kehadirannya (Djokovic) di Australia akan mendorong orang untuk meniru pengabaiannya terhadap tindakan keamanan semacam itu,” tutur Lloyd.
Dia memberi contoh keikutsertaan Djokovic dalam wawancara media dan pemotretan saat mengetahui dirinya terinfeksi COVID-19 bulan lalu.
Djokovic mengantongi visa karena belum lama ini dia terkena COVID-19, yang menjadi dasar baginya untuk mendapat pengecualian medis dari persyaratan vaksinasi Australia untuk bermain di Open.
Pengecualian itu memicu kemarahan yang meluas di Australia, yang telah mengalami lockdown COVID-19 terberat di dunia dan di mana lebih dari 90 persen orang dewasa telah divaksin. (jp/zar)