SOREANG – Plt Kepala pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara mengingatkan, beberapa lahan pertanian yang berada pada kemiringan sangat berbahaya dan rawan terjadi longsor.
Djohara mengakui, menurut evaluasi BPBD Kabupaten Bandung banyak lahan pertanian di wilayah Kabupaten Bandung berada pada kemiringan yang curam. Sehingga sangat riskan terjadi longsor.
Menurutnya, alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian sayuran menjadi sangat berbahaya jika terjadi insensitas hujan yang tinggi. Hal ini telah menjadi perhatian serius BPBD Kabupaten Bandung.
Seperti halnya kejadian lonsor di kebun kentang milik warga. Menurutnya kontur tanah di kemiringan yang cukup curam ditambah lahan tersebut hanya ditanami sayuran kentang.
‘’Lokasi longsoran perbatasan dengan Garut, kemiringan tanahnya sangat luar biasa,’’kata Djohara ketika dihubungi Jabarekspres.com, Minggu, (15/1).
Dia mengatakan, di kawasan perbatasan Kabupaten Bandung dan Garut kondis topografi wilayah merupakan kawasan pegunungan.
Jika melintas ke wilayah itu banyak sekali terdapat jurang-juran dengan kontur bebatuan yang nampaknya sangat labil dan mudah longsor.
Untuk itu, melihat kejadian lonsor di lahan kebun kentang di Pangalengan, dia menghimbau kepada seluruh warga agar waspada jika terjadi hujan dengan insensitas tinggi.
Dia meminta kepada aparatur desa agar selalu aktif untuk memberikan himbauan dan melakukan pemetaan terhadap wilayah yang rawan longsor.
Atas kejadian itu pihaknya akan melakukan evaluasi sehingga pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait, dan juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian agar mensosialisasikan bahaya alih fungsi lahan kepada para petani.
Menurutnya, di lahan tersebut tidak ada pohon keras yang bisa menahan air dan tanah, seharusnya ada tumpang sari di sabuk sabuk gunung-nya,
‘’Ini yang harus di berikan perhatian pada warga yang bercocok tanam kentang dan sayuran lainnya, sehingga ada pohon pelindung yang bisa menahan longsoran tanah tersebut,” ungkap Djohara.
Pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar kejadian longsor dapat diantisipasi oleh warga.
‘’Ini harus menjadi perhatian bersama. Khususnya masyarakat dan aparatur desa agar rajin mengingatkan warganya yang tinggal dibawah bukit atau tebing agar waspada terhadap bahaya longsor,’’pungkas Djohara. (yul/red).