CHELSEA bakal menghadapi rival sekota, London, yakni Tottenham Hotspur pada lanjutan first leg semifinal Piala Liga, dini hari nanti.
Pertandingan tersebut merupakan laga yang dinanti-nanti sang nahkoda Tottenham Hotspur, Antonio Conte.
Dilansir dari Jawa Pos, Conte sudah menantikan laga itu semenjak menandatangani kontrak bersama Spurs, yaitu lawan Chelsea.
Hal demikian cukup beralasan, sekalipun saat menukangi Chelsea telah memboyong Premier League dan Piala FA selama dua musim melatih The Blues (2016–2018), kepergian Conte ternyata tidak secara baik-baik.
Ada sengketa terkait pesangon GBP 26,6 juta (Rp 513,8 miliar) yang harus dibayarkan Chelsea kepada The Godfather, julukan Conte.
Hanya dalam dua bulan sejak kembali melatih di Inggris, Conte sudah bersua Chelsea. Yaitu, dalam first leg semifinal Piala Liga (siaran langsung Mola TV pukul 02.45 WIB).
Laga diyakini bakal ”panas” karena terjadi di kandang Chelsea, Stamford Bridge.
Ketika Chelsea hanya menang dua kali dalam enam laga terakhir di ajang domestik, Spurs malah tidak terkalahkan dalam sepuluh laga di Premier League dan Piala Liga.
Conte berhasil mempersembahkan tujuh kali kemenangan dan tiga kali seri.
”Aku harus berterima kasih kepada Chelsea yang membuatku merasakan pengalaman pertama melatih di Premier League. Dua musim yang sangat hebat.”
”Akan sangat emosional melawan mereka di Stamford Bridge,” tutur Conte kepada Football London.
Jika biasanya Piala Liga menjadi ajang untuk para pemain cadangan, maka tidak demikian dengan dua tim dini hari nanti.
Conte menyatakan, Piala Liga, yang notabene dianggap ajang kasta ketiga setelah Premier League dan Piala FA, tetap menarik di matanya. ”Aku belum pernah memenanginya (Piala Liga, Red),” ucap Conte.
The Godfather juga tidak ingin Spurs kehilangan peluang juara dalam ajang yang realistis bisa dimenangi. Misalnya, dalam Liga Konferensi Europa.
Spurs tereliminasi di fase grup dengan pahit setelah dinyatakan kalah 3-0 (WO) melawan Stade Rennais dalam matchday terakhir.
Spurs sejatinya telah meminta izin melakukan penundaan laga karena banyak pemain The Lilywhites terpapar Covid-19.
Tetapi, dua tim sulit menemukan jadwal pengganti sehingga Badan Kontrol, Etika, dan Disiplin UEFA kemudian memutuskan untuk memberikan kemenangan WO bagi Stade Rennais.