JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, kondisi Inflasi di Indonesia selama ini masih terkendali.
Tingkat inflasi di Indonesia relatif sangat kecil dibandingkan dengan beberapa negara lainnya seperti Amerika, negara-negera eropa dan Singapura.
Menurut Menko Airlangga Hartarto tingkat laju inflasi Indonesia pada 2021 masih berada di bawah target 3±1% (yoy). Sedangkan, realisasi inflasi 2021 tercatat 1,87% (yoy).
‘’Jika dibandingkan tahun 2020 sebesar 1,68% (yoy). realisasi agak sedikit ada kenaikan,’’ucap Menko Airlangga Hartarto dalam keterangannya Selasa, (3/2).
Hasil ini, merupakan bentuk pengendalian dan koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga.
Menko Airlangga Hartarto menuturkan, Inflasi yang rendah dan stabil adalah syarat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkesinambungan.
Dengan begitu, nantinya akan memberikan manfaat peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk pencapaian Inflasi pada 2021 lalu masih didominasi oleh inflasi volatile food (VF) atau beberapa komponen bahan makanan yang mengalami kenaikan harga.
Untuk inflasi Desember 2021 Menko Airlangga Hartarto mengakui ada meningkatan. Hal ini terjadi karena tren akhir tahun dengan realisasi sebesar 0,57% (mtm).
‘’Inflasi Desember ini merupakan angka tertinggi yang dipengaruhi oleh pergerakan seluruh komponen inflasi,’’ujarnya.
Beberapa komoditas yang mengalami gejolak harga ini meruakan menyumbang inflasi pada Desember 2021 lalu.
‘’Cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai merah menjadi komoditas yang mengalami kenaikan harga,’’katanya.
Kendati begitu, inflasi VF masih dalam kondisi terjaga sesuai rentang sasarannya yang disepakati dalam High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Pusat (HLM TPIP) dikisaran 3% sampai dengan 5% (yoy).
‘’Cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai merah menjadi komoditas yang mengalami kenaikan harga,’’katanya. (red)