Dewan Dorong Pemerintah Reaktivasi Jalur Kereta Api Peninggalan Belanda di Jabar

BANDUNG – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar) mendorong Dirjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan Republik Indonesia untuk mereaktivasi jalur Kereta Api peninggalan Belanda di daerah Jabar.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Jajang Rohana mengatakan, Kereta Api merupakan alat transportasi yang paling nyaman untuk masyarakat. Maka penggunaan jalur kereta api harus dimaksimalkan meskipun telah lama tak terpakai.

“Saya mendorong Dirjen Kementrian Perkeretaapian untuk menghidupkan jalur yang telah mati. Sepeti jalur Bandung-Pangandaran, kemudian Bandung-Sumedang, Bandung-Ciwidey dan Bandung-Garut,” ucap Jajang saat dihubungi Jabar Ekspres di Bandung, Senin (3/1).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menjelaskan, rel tersebut telah dibangun sejak jalan Belanda dulu. Namun demikian, dirinya menyayangkan sampai saat ini banyak jalur yang sudah ada dari jaman dulu dan sekarang tidak aktif.

“Itu memang mengalami kemunduruan, pemerintah kolonial Belanda telah membangun rel Kereta Api sampai Pangandaran. Sekarang tidak aktif,” cetusnya.

Jajang juga mendorong agar jalur Banjar – Pangandaran kembali di aktifkan, karena itu merupakan jalur wisata yang jalur arteri nya sering terjadi kemacetan

“Saya sangat mendorong juga dari banjar ke Pangandaran, karena ini jika di aktivasi ini, para wisatawan tidak akan merasakan kemacetan,” tegasnya.

Tak hanya itu, Jajang pun melihat, di wilayah Bandung Raya diprediksi beberapa tahun kedepan akan terjadi peningkatan kemacetan karena mobilitas masyarakat. Dengan demikian Kereta Api dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan jika beberapa jalurnya di Aktifkan kembali.

“Terus juga mungkin, saya memikirkan dengan transportasi di Bandung Raya, jalan di Bandung banyak, saya pikir di Bandung Raya 10 tahun kedepan akan menjadi kemacetan yang lebih dari sekarang. Saya berharap rel rel kereta api dapat di reaktivasi, seperti Garut, Bandung, Ciwidey,” katanya.

Jajang juga meminta agar Dirjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan Republik Indonesia dapat mengoptimalkan angkutan barang berbasis rel.

Menurutnya resiko nya besar dan memakan waktu lama jika mengangkut barang terutama bahan pokok dan kebutuhan lain melalui jalur tol atau jalan arteri.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan