TAHAN penyebaran virus corona varian Omicron dengan tanpa melumpuhkan ekonomi, beberapa pemimpin politik di sejumlah negara mulai pertimbangkan aturan isolasi dan pengujian COVID-19.
Diantaranya, seperti yang dilakukan negera Spanyol, pada Rabu (29/12), yakni mengurangi masa karantina dari sepuluh hari menjadi tujuh hari.
Sedangkan, negara Italia sedang berencana memberi kelonggaran aturan isolasi. Yakni bagi mereka yang melakukan kontak erat dengan penderita virus.
Awal pekan ini otoritas kesehatan Amerika Serikat merilis panduan baru yang memperpendek periode isolasi untuk orang yang terinfeksi menjadi lima hari dari 10 hari, selama mereka tidak menunjukkan gejala.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan kepada anggota parlemen Prancis tentang peningkatan kasus yang “memusingkan”, dengan 208.000 kasus dilaporkan dalam waktu 24 jam—yang merupakan rekor nasional dan Eropa.
Inggris, Italia, Spanyol, Portugal, Yunani, Siprus, dan Malta mencatat rekor jumlah kasus baru pada Selasa (28/12), sementara jumlah rata-rata tujuh hari kasus harian baru di AS mencapai rekor 258.312 kasus, menurut hitungan Reuters pada Rabu (29/12).
Puncak sebelumnya adalah 250.141 kasus yang tercatat pada Januari lalu.
“Saya sangat prihatin bahwa Omicron, yang sangat menular dan menyebar pada saat yang sama dengan Delta, menyebabkan tsunami kasus,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers.
Angka kematian dan rawat inap rendah
Meskipun infeksi virus corona melonjak, angka kematian dan rawat inap relatif rendah, kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Rochelle Walensky pada Rabu.
Sementara rata-rata kasus harian tujuh hari saat ini adalah sekitar 240.400, atau naik 60 persen dibandingkan minggu sebelumnya, tingkat rawat inap untuk periode yang sama naik hanya 14 persen menjadi sekitar 9.000 per hari selama periode yang sama.
Kematian turun sekitar 7 persen menjadi 1.100 per hari, kata Walensky.
Beberapa ahli penyakit mempertanyakan aturan baru CDC yang mengurangi separuh periode isolasi untuk infeksi virus corona tanpa gejala, dengan mengatakan lebih banyak infeksi dapat terjadi.
Aturan baru itu tidak mengharuskan pengujian untuk memastikan bahwa seseorang tidak lagi menular sebelum mereka kembali bekerja atau bersosialisasi.