DEPOK – Tim pengabdian kepada masyarakat (pengmas) klaster Policy, Governance, and Administrative Reform (PGAR) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) membantu perangkat desa Balekambang mengidentifikasi permasalahan desa guna mencari solusi.
“Pemimpin, kepemimpinan dan akuntabilitas itu ibarat sekeping logam mata uang. Satu sisi pemimpin dengan powernya dan sisi lainnya pemimpin harus akuntabel,” kata Ketua tim PGAR FIA UI, Dr. Muh Azis Muslim di Balai Desa Balekambang, Nagrak, Sukabumi.
Azis mengapresiasi pemerintah Desa Balekambang yang sudah transparan terkait pengelolaan dana desa dengan memajang pemasukan dan pengeluaran desa di baliho besar.
Azis juga mengakui Kepala Desa (Kades) Balekambang, Yudi Setiadi termasuk pemimpin yang dapat memberikan contoh dan memiliki visi dan misi mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih, transparan untuk penguatan ekonomi dan pencapaian kesejahteraan masyarakat Desa Balekambang.
“Kades Yudi memiliki komitmen yang tinggi untuk melakukan reformasi di tingkat desa. Visi dan misi Yudi selaras dengan reformasi birokrasi,” imbuh Azis.
Untuk mencapai visi dan misi ini, Azis mengajak seluruh pihak harus berkolaborasi dan mampu mengidentifikasi permasalahan untuk kemudian menentukan outcome yang akan dicapai.
“Kami berpesan seorang pemimpin harus akuntabel yang berati pemimpin dituntut untuk dapat mempertanggunggungjawabkan setiap rupiah anggaran di desa sekaligus dipastikan membawa kebermanfaaatan bagi warganya,” pesan Muh. Azis.
Pada sesi kedua, anggota tim Pengmas FIA UI Marcel Angwyn, MPA, menyampaikan materi tentang penggunaan pendekatan logis dalam menyusun rencana aksi. Marcel mengajarkan tahap-tahap identifikasi masalah, analisis stakeholder, hingga penyusunan rencana aksi.
Untuk menunjang pemahaman, Marcel mengajak peserta pengmas melakukan praktik langsung.
Dalam 3 kelompok diskusi yang difasilitasi oleh Nidaan Khafian, MA., Debie Puspasari, MPA, dan Wahyu Mahendra, M.Egov, masing-masing kelompok melakukan simulasi identifikasi permasalahan hingga pemilihan alternatif.
Ketiga kelompok menyoroti isu terkait permodalan UMKM, data kependudukan, dan permasalahan sampah.
Menurut kelompok 1, UMKM masih kesulitan memperoleh modal sehingga dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Salah satu masalah yang diidentifikasi oleh kelompok 1 yaitu minimnya akses UMKM ke lembaga perbankan.