BANDUNG – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 4 Kota Bandung terus mempersiapkan diri dalam menghadapi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang bakal digelar 100 persen.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Sekolah SMK Pasundan 4 Bandung Wisma Lesmana kepada Jabar Ekspres, di ruang kerjanya, belum lama ini.
”Pada dasarnya sekolah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka secara 100 persen di semester genap,” ungkapnya.
Agar proses kegiatan belajar mengajar (KBM) secara PTM bisa dilakukan dengan baik, maka sejak beberapa waktu lalu pihak sekolah sudah menyediakan sarana prasarana (Sapras) pendukung terutama yang menyangkut protokol kesehatan (Prokes).
”Tentu dalam pelaksanaannya nanti (PTM) kami akan memberlakukan aturan protokol kesehatan secara ketat,” terangnya.
Selain menyiapkan Sapras pendukung, Wisma mengaku, sekolah juga sudah membuat buku panduan dan aturan bagi siswa dan guru serta tenaga pendidikan saat masuk lingkungan sekolah.
”Kami juga sudah melakukan uji prasarana protokol kesehatan yang dilakukan pihak puskesmas,” bebernya.
”Alhamdulillah pihak puskesmas menilai layak prokes yang ada di lingkungan sekolah,” imbuhnya.
Selain sapras dan aturan prokes yang bakal diterapkan, lanjutnya, untuk pelaksanaan PTM secara penuh ini, pihak sekolah juga meminta persetujuan dari orangtua siswa.
”Orangtua sangant mendukung. Mereka juga mengaku selama PJJ membuat anaknya (siswa) jenuh. Makanya mereka antusias dan mendukung PTM di sekolah,” katanya.
Dia mengaku, dalam upaya menyukseskan proses pembelajaran secara tatap muka 100 persen, semua siswa dan guru telah melaksanakan vaksin. Terkecuali bagi siswa dan guru yang mempunyai penyakit bawaan dan belum boleh divaksin.
”Memang kami semua sudah siap. Tapi kami masih menunggu kebijakan terbaru. Apakah dilaksanakan secara tatap muka 100 persen atau tidak,” tuturnya.
Dia pun berharap PTM dilaksanakan secara penuh atau 100 persen. Sebab dia mengakui jika pembelajaran secara daring banyak kendala yang ditemukan.
”Praktik pada pembelajaran di masa pandemi tidak berjalan secara baik. Banyak siswa mengatakan bahwa bila dilakukan secara online siswa merasa kurang paham apabila hanya materi saja,” pungkasnya. (mg7/ziz).