LUMAJANG – Diduga karena mengalami stres, ketakutan dan trauma, lima orang ibu yang hamil dikabarkan melahirkan prematur di posko pengungsian bencana awan panas guguran Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Kelima ibu hamil tersebut terpaksa melakukan persalinan dengan operasi sesar karena kehamilan belum masuk waktu hari perkiraan lahir (HPL).
”Hampir semua melahirkan prematur dengan operasi sesar, mungkin karena stres, ketakutan, atau bahkan trauma akibat erupsi Gunung Semeru,” kata Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati seperti dilansir dari Antara di Kabupaten Lumajang, Senin (20/12).
Dia mengatakan, salah satu bayi ada yang lahir pada hari ketiga saat ibunya berada di posko pengungsian. Padahal menurut hitungan dokter seharusnya belum waktunya sang ibu melahirkan, karenanya terpaksa melahirkan melalui operasi sesar.
Mungkin karena trauma atau ketakutan saat ada letusan Semeru, sehingga melahirkan di Rumah Sakit Umum (RSU) Pasirian melalui operasi sesar.
”Semoga ananda Ahmad Chaidar menjadi anak yang saleh, dan semoga perjuangan ibunya untuk menyelamatkan dia akan menjadi pengingatnya, untuk terus berbakti dan mencintai orang tuanya,” tutur Indah.
Menurut dia, masih ada 14 calon ibu yang diperkirakan akan melahirkan di posko pengungsian bencana Gunung Semeru dalam waktu dekat. Pihaknya sudah meminta jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang untuk menyiapkan tempat yang nyaman bagi para ibu dan bayi setelah proses melahirkan.
”Saya meminta agar tenaga kesehatan juga membantu menghilangkan trauma pada ibu yang melahirkan, kemudian memantau kondisi ibu dan bayi setelah melahirkan,” ujar Indah.
Dia juga meminta tenaga medis dan para bidan memantau secara kontinyu kepada pengungsi yang melahirkan. Sehingga, dapat menjaga supaya trauma sang ibu hilang agar air susu ibu (ASI)-nya lancar untuk si buah hati.
Wabup yang akrab disapa Bunda Indah itu sempat mengunjungi Rumah Tunggu Ibu Melahirkan di Desa Pasirian, Kabupaten Lumajang pada Minggu (19/12).