JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggelar simulasi penanganan kecelakaan kapal di lintasan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi-Gilimanuk, Bali, yang memiliki risiko terjadi kecelakaan baik kebakaran, jatuhnya korban maupun tumpahan minyak yang mencemari dan merusak lingkungan laut.
“Ini merupakan sarana untuk menguji kesiapsiagaan personil dan peralatan penanggulangan musibah pelayaran juga sebagai persiapan dan antisipasi kegiatan pelayaran untuk Angkutan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022,” kata Sekretaris Jenderal Kemenhub Djoko Sasono dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Peserta dan pelaku latihan merupakan personil yang terpilih dari instansi masing-masing yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam operasi pertolongan kecelakaan kapal.
Selain itu, Djoko mengatakan kegiatan Penyelenggaraan Angkutan Laut Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, dilaksanakan mulai H-8 (17 Desember 2021) sampai dengan H+7 (8 Januari 2022). Bersamaan dengan penyelenggaraan angkutan laut nataru ini dilakukan pula kegiatan pemantauan dan pengendalian lalu lintas dan angkutan laut melalui Posko Angkutan Laut Natal dan Tahun Baru 2021/2022.
“Posko ini merupakan bagian dari Posko Angkutan Natal dan Tahun Baru Terpadu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dimana Pelabuhan Ketapang merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan dengan intensitas penumpang yang cukup padat,” ujarnya.
Pada penyelenggaraan angkutan laut Natal dan Tahun Baru 2021/2022 kali ini, diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan jasa angkutan laut sebesar 1,2 persen dibandingkan dengan realisasi jumlah penumpang pada tahun 2020.
Di samping itu, sebelum pelaksanaan simulasi penanganan kecelakaan kapal dan penanggulangan tumpahan minyak, Djoko berkesempatan menyerahkan sertifikat penghargaan, 300 buah jaket keselamatan dan 100 ring buoy kepada perwakilan Kelompok Usaha Bersama Nelayan.
Plt Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha menyampaikan bahwa latihan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui gambaran terjadinya kecelakaan kapal dalam penyelenggaraan kegiatan pelayaran sehingga langkah mitigasi dan pertolongan di lapangan dapat dilakukan dengan cepat, tepat, aman, terpadu dan terkoordinasi.
Arif menjelaskan latihan kesiapsiagaan musibah pelayaran di laut khususnya penanggulangan pencemaran/tumpahan minyak dilaksanakan secara berkala baik di tingkat regional maupun internasional, nasional maupun lokal seperti Regional Marpolex, National Marpolex maupun Latihan kesiapsiagaan lainnya.
“Pada tahun 2019 lalu telah dilaksanakan Regional Marpolex di Davao, Philipina, dimana Indonesia menjadi bagian dari latihan dimaksud. Rencananya Regional Marpolex akan kembali dilaksanakan pada tahun 2022 di perairan Makassar. Sementara itu, untuk National Marpolex secara rutin telah dilaksanakan dan terakhir sukses diselenggarakan di Pelabuhan Panjang, Lampung tahun 2020,” tuturnya. (Antara)