Sekolah dan Madrasah Alami Penurunan Kinerja pada 2021

JAKARTA – Anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN-SM) Budi Susetyo memprediksi kinerja sekolah dan madrasah di 2021, di mana sebanyak 22,6 persen sekolah dan madrasah mengalami penurunan kinerja.

“Kami punya 81.570 sekolah atau madrasah yang akan reakreditasi. Dari model ini ternyata ada 22,6 persen kinerja sekolah atau madrasah menurun,” kata dia dalam diskusi daring, Jumat (17/12).

Sedangkan yang tetap atau mengalami peningkatan sebanyak 77,4 persen dari 81.570 sekolah atau madrasah. Menurutnya, sekolah atau madrasah yang diprediksi menurun itu akan dikunjungi oleh pihaknya.

“Kalau menurun berarti wajib di visitasi, yang ingin memperbaiki diri juga akan divisitasi dalam proses re-akreditasi ini,” tutur dia.

Peningkatan dan penurunan pada tahun ini disebabkan karena BAN-SM mulai menerapkan paradigma baru dalam proses akreditasi. Ketua BAN-SM Toni Toharudin menyatakan jika sebelumnya, akreditasi hanya dilihat dari hasil data empirik.

“Dua tahun lalu masih melihat hasil data empirik akreditasi yang lama,” tutur Toni.

Sedangkan pada tahun ini, paradigma baru menggunakan beberapa faktor. Pertama melihat mutu lulusan. “Mutu lulusan dilihat dari pengaruh proses pembelajaran. Proses pembelajaran dipengaruhi kualitas guru dan kualitas guru dan proses pembelajaran dipengaruhi manajemen sekolah,” tandas dia. (jawapos-red)

 

JAKARTA – Anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN-SM) Budi Susetyo memprediksi kinerja sekolah dan madrasah di 2021, di mana sebanyak 22,6 persen sekolah dan madrasah mengalami penurunan kinerja.

“Kami punya 81.570 sekolah atau madrasah yang akan reakreditasi. Dari model ini ternyata ada 22,6 persen kinerja sekolah atau madrasah menurun,” kata dia dalam diskusi daring, Jumat (17/12).

Sedangkan yang tetap atau mengalami peningkatan sebanyak 77,4 persen dari 81.570 sekolah atau madrasah. Menurutnya, sekolah atau madrasah yang diprediksi menurun itu akan dikunjungi oleh pihaknya.

“Kalau menurun berarti wajib di visitasi, yang ingin memperbaiki diri juga akan divisitasi dalam proses re-akreditasi ini,” tutur dia.

Peningkatan dan penurunan pada tahun ini disebabkan karena BAN-SM mulai menerapkan paradigma baru dalam proses akreditasi. Ketua BAN-SM Toni Toharudin menyatakan jika sebelumnya, akreditasi hanya dilihat dari hasil data empirik.

Tinggalkan Balasan