SURABAYA – Operasi SAR bencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang dinyatakan ditutup pada Kamis (16/12). Padahal masih ada 36 orang lagi yang dinyatakan masih belum ketemu.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kantor SAR Surabaya, Hari Adi Purnomo yang mengatakan keputusan penutupan operasi tersebut merupakan hasil dari evaluasi bersama pihak keluarga yang belum ditemukan dengan melihat kondisi dilapangan.
“Kami sepakat untuk menghentikan atau menutup operasi SAR yang sudah berlangsung selama 13 hari ini,” kata Hari, Jumat (17/12).
Menurutnya, aspek efektivitas juga menjadi pertimbangan pihaknya dalam menutup operasi karena adanya korban hidup dalam kondisi seperti itu sangat kecil kemungkinannya.
“Kalau ada informasi valid erupsi Gunung Semeru terjadi lagi serta kembali menelan korban jiwa, maka operasi otomatis kami gelar lagi,” ujarnya.
Sesuai SOP, operasi SAR yang standarnya berlangsung selama tujuh hari telah diperpanjang dua kali dengan masing-masing dalam kurun waktu tiga hari. Jadi, total jangka waktu telah berlangsung selama 13 hari.
Update operasi hari terakhir, tim berhasil menemukan dua bagian tubuh manusia (human body remains), masing-masing pada pukul 08.15 dan 08.30 WIB di sektor pencarian Dusun Curah Kobokan.
Kedua bagian tubuh manusia tersebut telah dievakuasi ke RSUD Haryoto Lumajang untuk keperluan identifikasi.
“Di hari terakhir, operasi sempat dihentikan sekitar pukul 10.00 WIB karena terjadi erupsi yang membahayakan tim SAR gabungan dari 126 potensi SAR dengan jumlah kurang lebih 350 personel,” jelasnya.
Berdasarkan data dari SAR, korban selamat dengan luka ringan sebanyak 82 orang dan luka berat 18 orang. Kemudian, meninggal di rumah sakit sembilan orang, di lokasi 48 orang, dan lima paket body part.
“Korban yang belum ditemukan sebanyak 36 orang,” tutur Hari. (mcr12/jpnn)