BANDUNG – Ruas jalan Talaga-Majalengka Km 72.500 mengalami longsor. Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat (Jabar) langsung monitoring dan penanganan ruas jalan ambles.
Kepala Dinas BMPR Jabar Bambang Tirtoyuliono mengatakan, longsor tersebut diakibatkan tergerus oleh banjir. Akibatnya hampir 1/3 jalan ambles.
“Penanganan darurat langsung dilakukan Tim Unit Reaksi Cepat (URC) UPTD VI Cirebon dibantu masyarakat setempat,” ucap Bambang kepada wartawan Jabar Ekspres di Bandung, Minggu (12/12).
Dari hasil pantauannya di lapangan, kata dia, sebelum ada perbaikan yang permanen dijalan tersebut. Kendati demikian, akan dilakukan penanganan dengan material geotextile.
Bambang menjelaskan, material geotextile akan sangat membantu dalam perkuatan tanah. Dari biaya pun relatif murah apabila dibandingkan dengan metode perkuatan tanah lainnya.
“Penanganan longsor dengan metode geotextile efektif untuk penanganan sementra mencegah longsor susulan, dan lebih cepat dan murah. Tanah pun tidak mudah ambles” jelasnya.
Disamping memonitoring dan penanganan jalan, Kadis BMPR itu pun didampingi jajaran Bidang Teknik dan Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan (Harbang) ketika melakukan kunjungan kerja Ke UPTD VI Cirebon.
Dalam kunjungannya, Bambang memberikan arahan kepada Kepala UPTD VI Cirebon Boy Bob Agustian Nyinang dan Penyedia Jasa.
Ia menyampaikan, paket peningkatan ruas jalan Kadipaten (Pasar Balong) – Majalengka/ Indramayu dengan panjang 5.929 KM perlu dilakukan peningkatan. Terlebih drainase dan trotoarnya.
“Untuk keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. Oleh karena itu dibuat lebih tinggi dari jalan,” ucapnya.
Ia pun meminta, paket pekerjaannya pun segera diselaikan sesuai jadwal. Hal itu bertujuan untuk nyaman digunakan dan enak dipandang.
“Saya berharap paket pekerjaan selain selesai sesuai jadwal juga rapi dalam pengerjaannya sehingga enak dilihat dan nyaman dipergunakan,” pintanya.
Adapun berkaitan kenyamanan dan keindahan jalan, dirinya berencana akan merapikan ruas jalan provinsi yang merupakan akses ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
“Ruas jalan dengan panjang 5,1 km yang dibangun tahun 2020. Meskipun masih bisa dilalui, tetapi akan perlu dirapikan. Ini masih menjadi tanggungjawab penyedia jasa untuk melakukan perebaikan,” tandasnya. (win)