Vaksinasi Pertama Mengalami Penurunan, Dinkes Siapkan Mobile Vaksin

SOREANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung akan melaksanakan konsep mobile vaksin. Pasalnya, penyuntikan dosis pertama vaksin Covid-19 mengalami penurunan, salah satu faktor penyebabnya adalah karena sulitnya akses jalan menuju sentra vaksin.

Hal tersebut dikatakan Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Edi Kusno.

“Biasanya kita target 1.000 vaksin, sekarang paling kita dapat 500 atau 400 sasaran. Jadi lumayan agak menurun yang V1,” ungkap Edi saat diwawancara, Kamis (9/12).

Edi mengatakan, untuk saat ini sasaran vaksinasi terbanyak adalah untuk dosis kedua. Katanya, vaksinasi dosis pertama agak menurun. Padahal sebelumnya, saat pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang kewajiban menunjukkan bukti telah divaksin sebelum memasuki misalnya mall, animo masyarakat untuk divaksin itu luar biasa.

“Saat ini V1 mengalami penurunan hampir 50 persen dari biasanya. Tetapi kalau yang V2-nya sekarang kan lagi terus berjalan. Salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya kegiatan penyuntikan vaksin dosis pertama adalah terkait dengan akses menuju tempat atau sentra vaksinasi,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Edi, strateginya adalah petugas akan mendatangi setiap RT RW, dusun sehingga tidak hanya mengandalkan sentra vaksinasi saja. Namun, kata Edi, nantinya lebih ke jemput bola.

“Mungkin masyarakat tidak bisa datang ke sentra atau mungkin tidak ada yang mengantar, dan mungkin saja karena promosi kesehatannya kurang,” kata Edi.

“Makanya sekarang kita beralih strateginya nanti ketiap RW dusun jadi mobile vaksin, jadi tidak mengandalkan sentra saja. kita sambil penyuluhan tentang pentingmya vaksinasi Covid-19 ini,” tambahnya.

Saat ditanyakan terkait vaksin booster, menurut Edi, hal tersebut hanya baru berupa rekomendasi. Hingga saat ini, kata Edi, belum ada surat edaran mengenai tindak lanjutnya.

“Baru rekomendasi dari ahli karena dengan berbagai macam varian, apalagi sekarang ada omnicron, itu baru rekomendasi saja,” ucapnya.

“Belum ada edaran, kami belum bisa menjawab itu, karena kan kebijakannya nanti dengan masalah logistik. Jadi kalau memang sudah ada edaran, baru kita akan bergerak,” tandasnya. (yul)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan