SUMEDANG – Dampak gelombang La Nina bisa berakibat buruk bagi Indonesia. Tidak mau kecolongan, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir meminta seluruh aparat dan warga Sumedang waspada. Apalagi, BPBD Sumedang menyebut dampak La Nina akan dirasakan mulai November hingga Februari 2022.
Hal itu disampaikan bupati saat memimpin Rapat Koordinasi Forkopimda dalam rangka Antisipasi Penanganan Musim Hujan di wilayah Kabupaten Sumedang, Gedung Negara, Selasa (23/11). Dikatakan Dony, puncak curah hujan terjadi pada Januari sampai dengan Februari 2022. “Info ini sudah seharusnya kita sampaikan secara masif kepada masyarakat. Fenomena La Nina akan berdampak pada meningkatnya curah hujan,” ujarnya dalam keterangan pers.
Rakor tersebut diikuti oleh Forkopimda Kabupaten Sumedang, Sekretaris Daerah, para Kepala SKPD, BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati dan peserta Rakor lainnya.
Untuk itu, dia meminta kepada pihak terkait seperti BPBD untuk menyampaikan informasi perkiraan cuaca di media sosial secara harian. Tujuannya, agar masyarakat siap untuk mengantisipasi, mencegah, dan menanggulanginya. “Seperti yang disampaikan BPBD, berbagai potensi bencana terjadi apabila curah hujan tinggi seperti banjir, longsor, pohon tumbang, dan sebagainya,” terangnya.
Bupati meminta kepada semua pemangku kepentingan mengawasi titik-titik rawan bencana dengan memberikan perhatian khusus. “Beberapa desa dan kecamatan di Sumedang juga berpotensi rawan bencana. Ini juga harus disampaikan ke desa dan masyarakat di sekitarnya untuk antisipasi dan pencegahan dini,” ungkapnya.
Dony juga meminta semua perangkat daerah terlibat dalam mengantisipasi bencana banjir dan longsor di Kabupaten Sumedang. “Misalnya salah satu penyebab banjir akibat pendangkalan sungai, maka Dinas PUPR bisa berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya untuk melakukan pengerukan sungai atau pembersihan gorong-gorong,” ucap Bupati.
Selain itu, dia juga meminta agar disiapkan hotline siaga bencana serta diinventarisir potensi pohon tumbang. “Saya juga berharap agar masyarakat melakukan penghijauan di musim penghujan serta mengantisipasi tanah longsor di lokasi yang dekat dengan tol,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Erwan Setiawan mengatakan, wilayah Timur Sumedang akan mendapat perhatian khusus sebagai daerah berpotensi bencana banjir. “Kita juga harus fokus terhadap titik bencana di wilayah Timur. Membuat rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk penanganan bencana banjir di Desa Sakurjaya dan desa-desa lainnya,” ungkapnya.