Peluang Investasi Hunian di Bandung Barat dengan Adanya Transit Kereta Cepat di Padalarang

JAKARTA – Proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga awal November ini progresnya telah mencapai sekitar 80 persen dan ditargetkan bisa beroperasi pada akhir 2022. Kehadiran KCJB ini nantinya diharapkan dapat memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi lebih efisien dan lebih cepat karena hanya butuh waktu sekitar 46 menit saja.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang lintasan 142,3 kilometer dan semula direncanakan untuk berangkat dari Stasiun Halim di Jakarta, singgah di Stasiun Karawang, lalu Stasiun Walini di Bandung Barat, dan berakhir di Stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung.

Namun, belakangan Stasiun Walini ditunda dan Kereta Cepat akan transit di Stasiun Padalarang sebagai penghubung menuju kota Bandung sebelum akhirnya sampai di Stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung.

Marine Novita, Country Manager Rumah.com menjelaskan keputusan KCJB menjadikan Stasiun Padalarang sebagai stasiun penghubung karena pertimbangan demografi, komersial, dan infrastruktur area Padalarang yang memadai serta untuk menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian barat. Keputusan ini dapat mengembangkan kawasan sekitar, dimana lokasi tersebut berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang tengah berkembang pesat.

Kabupaten Bandung Barat sebagai wilayah yang secara resmi berdiri pada tahun 2007 kini tengah menggeliat dan berkembang sangat cepat. Kabupaten ini memiliki wilayah seluas 1.305,77 kilometer persegi dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Ngamprah yang terletak di jalur Bandung-Jakarta.

“Perkembangan pesat wilayah KBB mulai terasa sejak tahun 2000, dengan pengembangan Kota Baru Parahyangan (KBP) sebagai proyek hunian kota satelit seluas 1.250 hektar yang menjadi komplek hunian terbesar di wilayah Bandung Raya. Beberapa komplek hunian lain juga muncul di lokasi yang berdekatan. Beberapa titik di wilayah KBB yang mengalami perkembangan paling cepat adalah Padalarang, Lembang, dan Ngamprah,” katanya.

Marine menjelaskan bahwa data-data menunjukkan potensi investasi maupun hunian pribadi di Kabupaten Bandung Barat. Salah satu indikatornya, Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) untuk indeks harga rumah di Bandung Barat belum merangkak naik

Pada Q3 2021, indeks harga rumah di Bandung Barat mengalami penurunan sebesar 3,2 persen (quarter-to-quarter). Sedangkan secara tahunan, indeks harga rumah di Bandung Barat juga turun cukup signifikan sebanyak 9 persen (year-on-year).

Tinggalkan Balasan