Untuk itu, inovasi teknologi bangunan tahan gempa, tahan api, cepat bangun dan murah menjadi hal yang penting dilakukan.
Inovasi rumah tahan gempa
Program pengembangan inovasi rumah tahan gempa itu merupakan bagian dari Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 tentang Teknologi Bangunan Tahan Gempa, Tahan Api, Cepat Bangun.
Program pengembangan inovasi itu juga sejalan dengan Undang-undang (UU) Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Inovasi teknologi itu masuk dalam agenda program prioritas nasional dalam rangka penguatan sistem mitigasi multi ancaman bencana terpadu dan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana BNPB 2020-2024 untuk mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana Untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Pengembangan rumah komposit tahan gempa diawali sejak 2019 di mana PTM OR PPT BRIN berhasil mewujudkan prototipe pertama di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Prototipe pertama itu disebut sebagai Bale Kohana (Komposit Tahan Gempa) yang merupakan prototipe Rumah Hunian Tetap generasi 1 dengan tipe 36.
Rumah hunian tersebut menggunakan sistem saling mengunci (joint interlock system), bingkai aluminium (alumunium frame) dengan lapisan (coating) tahan korosi, dan komposit sandwich panel (panel sandwich) composite.
Pada 2020, PTM OR PPT BRIN telah berhasil membangun dua unit prototipe Rumah Komposit Tahan Gempa yang ditempatkan di Keranggan, Tangerang Selatan, Banten, yang akan digunakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatan.
Rumah tahan gempa juga telah dibangun di Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, yang akan digunakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Tangerang sebagai solusi mendukung program infrastruktur mitigasi bencana.
Saat ini, pada 2021 PTM BRIN melanjutkan inovasi teknologi dengan membangun satu unit prototipe Rumah Komposit Tahan Gempa dua lantai yang akan ditempatkan di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, dan akan digunakan BPBD Kabupaten Lebak.
Institusi tersebut juga sedang membangun tiga unit prototipe Rumah Komposit Tahan Gempa untuk ditempatkan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur sebagai rumah guru.
Sementara Kepala Program Inovasi Teknologi Bangunan Tahan Gempa PTM OR PPT BRIN Seto Roseno mengatakan rumah itu dapat dibangun dengan cepat menggunakan sistem joint interlock, dan dikerjakan dengan waktu kerja non-pondasi dalam tujuh hari dengan empat pekerja.