GARUT – Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat menetapkan status darurat bencana banjir bandang yang mengakibatkan jembatan rusak dan warga satu kampung terisolasi di Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi.
“Kita telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari,” kata Sekretaris Daerah Pemkab Garut Nurdin Yana kepada wartawan di Garut, Minggu. (7/11)
Ia menuturkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari itu untuk penanggulangan seperti membersihkan pemukiman warga dan memperbaiki jembatan yang rusak akibat diterjang banjir.
Menurut dia, perbaikan jembatan itu akan berlangsung cukup lama, jika tujuh hari tidak cukup maka akan diperpanjang sampai kondisi jembatan dapat kembali digunakan dengan aman dan nyaman oleh masyarakat.
“Karena memang yang paling berat itu untuk rekonstruksi jembatan, itu kan pasti memerlukan waktu yang panjang, kalau itu belum selesai, kita perpanjang lagi,” katanya.
Ia menyampaikan pemerintah daerah akan berupaya membangun kembali jembatan dengan komposisi yang bagus agar kuat meskipun cukup berat untuk merealisasikannya.
“Kita maunya langsung dibuat dengan komposisi yang bagus, namun agak berat juga, yang penting kita upayakan agar segera ada akses masyarakat,” katanya.
Nurdin mengungkapkan dampak bencana banjir di Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi itu menyebabkan 335 kepala keluarga terisolasi karena jembatan sebagai akses utama masyarakat tidak bisa dilewati kendaraan bermotor.
“Saat ini ada 335 KK yang terisolir akibat rusaknya jembatan,” katanya.
Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah Garut pada Sabtu (6/11) petang membuat aliran sungai di Kecamatan Sukaresmi meluap dan merusak jembatan kemudian menggenangi pemukiman rumah penduduk.
Banjir yang terjadi di kawasan sekitar kaki pegunungan itu hanya menyebabkan kerusakan pada jembatan, rumah warga, dan tidak menimbulkan korban jiwa. (antara/red)