Dari Penanggulangan Hutan Rusak, Hasilkan Kopi Berkualitas

SOREANG – Hutan merupakan sumber daya alam yang tidak ternilai karena di dalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, untuk perlindungan alam.

Namun, tak sedikit masyarakat lupa diri, mengambil kayunya dan membuat hutan menjadi perkebunan sayuran, sehingga mengakibatkan rusaknya hutan dan kerap terjadi longsor.

Adanya hal tersebut, Penggagas Koperasi Klasik Benas menanggulangi kerusakan lingkungan dengan mengajak masyarakat menanam pohon keras, serta mengalihkan dari tanaman sayuran menjadi tanaman kopi.

Quality Control Koperasi Klasik Beans, Uden Banu mengatakan Klasik Beans bergerak pada tahun 2006. Bermula dari sekelompok anak muda pecinta alam yang sadar akan lingkungan dan potensi daerahnya.

“Kami terus mengajak masyarakat untuk melakukan penanaman pohon keras agar tidak terjadi bencana alam. Serta kami pun berinisiatif, mengajak masyarakat untuk menanam kopi. Hal itu dilakukan agar hutan tak rusak, masyarakat pun mendapatkan penghasilan,” ungkap Uden saat diwawancara, Sabtu (30/10) kemarin.

Pada tahun 2006-2007, seiring berjalannya waktu, Uden bersama rekan-rekannya, terus memberikan edukasi kepada para petani, mengenai penanaman kopi dari mulai pembibitan, cara petik merah dan lainnya. Para petani yang sudah dibina, kata Uden, akan dibeli kopinya dengan harga yang sudah disepakati bersama.

“Kita mulai gerak diawal tahun 2008, mulai beli beberapa ceri kopi dari petani. Sebagai gambaran tahun 2008, ceri harganya sekitar Rp1.500 per kilogram, tetapi kita beli dengan harga Rp5 ribu per kilogram, jadi perbedaannya tinggi,” tutur Uden.

Lebih lanjut lagi, Uden menjelaskan, setelah itu bermunculan beberapa petani muda, yang awalnya bekerja di kota namun karena tidak berhasil mendapatkan pekerjaan yang menentu, maka orang tersebut memilih untuk kembali ke kampung untuk mengurus pertanian kopi.

“Apalagi dengan adanya jaminan harga kopi itu sendiri. Diatas seribu petani yang tergabung dari semua Jawa Barat, di Ciwidey, Puntang, Garut, Pacet, Pangalengan, Cianjur,” jelas Uden.

Setelah berhasil menggaet ribuan petani kopi, Klasik Beans juga berhasil melakukan penjualan ke luar negeri. Tak tanggung-tanggung, setiap tahun selalu ekspor. Kata Uden, minimal dalam setahun itu satu kontainer, rata-rata berisi 18-19 ton kopi.

Tinggalkan Balasan