Transformasi Digital di Sektor Pelayaran dan Kepelabuhanan untuk Tingkatkan Pelayanan dan Efesiensi

JAKARTA – Saat ini, seluruh sektor ekonomi tumbuh positif dengan menunjukkan perbaikan kinerja dan peningkatan permintaan domestik dan negara mitra dagang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sektor transportasi dan Pergudangan menunjukkan pertumbuhan positif.

Pada kuartal II 2021, yaitu tumbuh 25,1%. Sementara secara lebih spesifik, Subsektor Angkutan Laut dapat tumbuh 16,41% (yoy).

‘’Hal seiring dengan peningkatan volume perdagangan dunia dan aktivitas ekspor impor Indonesia,’’kata Menko Airlangga dalam keterangannya, Sabtu, (30/10)

Menurutnya, saat ini pulihnya permintaan dan meningkatnya harga komoditas global telah membuat neraca perdagangan mengalami surplus selama 17 bulan berturut-turut. Begitupun cadangan devisa relatif tinggi yakni sebesar USD 144,8 miliar.

Akan tetapi, dunia sempat menghadapi tantangan dengan terganggunya supply chain logistic terutama karena meningkatnya permintaan kapal logistik antar negara.

‘’Persediaan kontainer yang terbatas, serta pelabuhan internasional yang mengalami bottleneck,’’ujarnya.

Menko Airlangga memaparkan, sektor pelayaran dan kepelabuhanan harus dapat beradaptasi dengan tingginya demand ini dan mencari jalan keluar agar logistic cost yang merupakan jantung dari perdagangan internasional bisa terjaga.

Sementara itu, pandemi yang terjadi sejak 2020 telah mengakselerasi transformasi digital di segala aspek.

Ekonomi digital tumbuh menjadi kekuatan baru dan diyakini dapat terus tumbuh lebih besar. Sektor pelayaran dan kepelabuhanan diharapkan harus segera beradaptasi dengan transformasi ini.

Dalam upaya menerapkan digitalisasi kepelabuhanan dan memperbaiki kondisi logistik di Indonesia, Pemerintah telah membangun National Logistic Ecosystem (NLE).

Ekosistem logistik nasional ini menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen baik internasional maupun domestik yang berorientasi pada kerjasama antar instansi Pemerintah dan swasta.

Melalui kerjasama ini nantinya akan ada pertukaran data, simplifikasi proses,  penghapusan repetisi dan duplikasi, serta didukung oleh sistem teknologi informasi yang mencakup seluruh proses logistik terkait dan menghubungkan sistem-sistem logistik yang telah ada.

‘’Nantinya eksportir dan importir hanya perlu melakukan transaksi melalui sebuah platform daring NLE,’’kata Ketua DPP Partai Golkar ini.

Menko Airlangga berharap, adanya NLE dapat terjadi efisiensi pemrosesan logistik dan penurunan biaya logistik nasional yang ditargetkan turun dari 23,5 persen menjadi sekitar 17 persen pada 2024.

Tinggalkan Balasan