Direktur Utama bank bjb Raih Penghargaan Cinematography of Investment Festival di WIJS 2021

Dia menambahkan, Jabar memiliki tujuh ekonomi baru yang bisa dijadikan sasaran investasi yaitu destinasi investasi ASEAN, kedaulatan pangan, investasi bidang kesehatan, manufaktur 4.0, digital, green economy, dan pariwisata lokal.

Menyambut prospek cerah investasi di Jabar, Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb, Widi Hartoto, menjelaskan bank bjb siap berada di garda terdepan untuk mendorong langkah-langkah strategis pemerintah dalam menstimulasi sektor-sektor ekonomi yang vital bagi masyarakat.

“Kami akan menjalankan peran sebagai agen perubahan secara konsisten dan optimal seperti yang telah dilakukan perusahaan khususnya selama berjibaku menghadapi tantangan ekonomi Covid-19,” jelas Widi.

Sementara itu Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Noneng Komara, menargetkan WJIS 2021 diikuti oleh 1.500 investor dari dalam dan luar negeri.

Dia menjelaskan, WJIS merupakan bagian ekosistem investasi yang semakin matang.

Salah satu buktinya adalah pada Januari hingga Juni 2021 investor yang merealisasikan penanaman modal ke Jawa Barat mencapai Rp72,46 triliun dan menempati peringkat 1 nasional.

Ia menuturkan dengan raihan ini maka Jawa Barat telah merealisasikan 56,90 persen dari target Rp127,34 triliun yang diberikan Kementerian Investasi/BKPM RI. Sementara untuk target RPJMD 2018-2023, pihaknya berhasil merealisasikan 71,06 persen dari total target Rp101,97 triliun.

Peran Penting Bank Indonesia

Dukungan BI Kanwil Jabar dalam penyelengaraan WJIS 2021 ini terbilang luar biasa, mulai dari pendanaan dana sarana prasarana hingga acara ini diikuti oleh 1.100 investor.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto, mengatakan keunggulan investasi di Jabar adalah efisiensi investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan nasional, bahkan bersaing dengan berbagai negara di Asia Tenggara.

Dia menjelaskan lebih lanjut, pada tahun 2020, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jabar tercatat pada kisaran 4 persen artinya 1 persen pertumbuhan ekonomi Jabar membutuhkan rasio investasi/produk domestik regional bruto (PDRB) sekitar 4 persen.

ICOR Jabar jauh lebih baik dibandingkan dengan nasional yang sebesar 6,8 persen dan mampu bersaing dengan Thailand (4,4 persen), Malaysia (4,5 persen), ataupun Vietnam (4,6 persen),” jelas dia dalam konferensi pers The 3rd West Java Investment Summit di Hotel Savoy Homann.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan