JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berharap santri Indonesia di masa mendatang mampu mengisi ruang-ruang publik. Bukan hanya ruang keagamaan, tetapi juga ruang-ruang ekonomi, industri, bahkan hingga Istana Negara.
“Saya ingin santri-santri ke depan mengisi (gedung perkantoran) di jalan-jalan Sudirman, jalan-jalan di Thamrin, di Gatot Subroto, mengisi ruang-ruang di istana negara,” ungkap dia, Senin (25/10).
Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, Yaqut meminta agar tidak terjebak pada identitas menggunakan sarung yang selama ini melekat pada diri santri. Mereka juga harus bisa berbusana modern.
“Ke depan, saya ingin santri-santri bukan saja pantas memakai sarung tapi dia juga pantas memakai celana, pakai jas, pakai kopiah,” imbuhnya.
Artinya, Menag Yaqut berharap santri Indonesia mampu beradaptasi memainkan perannya untuk berkontribusi dalam pembangunan. Para santri perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk bisa turut membantu pembangunan negeri.
“Satu-satunya cara adalah bagaimana sekarang santri menempa dirinya. Santri tidak boleh berpasrah diri. Santri tidak boleh cepat merasa puas. Belajar terus. Tingkatkan kapasitas. Jangan hanya mau menjadi sekrup-sekrup industri. Bukan begitu. Santri harus mampu menciptakan industri-industri. Ini tantangan yang harus kalian hadapi. Buktikan!” sambungnya.
Ia menuturkan, sejarah panjang negeri Indonesia tidak bisa lepas dari peran santri. Karenanya, santri saat ini pun dituntut untuk bertanggung jawab terhadap keutuhan dan kejayaan Indonesia.
“Ketika santri-santri berjuang membuat negara ini merdeka, maka santri-santri harus bertanggung jawab mempertahankan negara ini dan membuat jaya negara ini. Santri pasti bisa. Santri pasti bisa. Kalian yang memerdekakan, kalian yang bertanggung jawab terhadap negeri ini,” tandas dia. (jawapos)